SIDOARJO, NU Delta | Berbicara mengenai profesi guru di era kini seolah harus “gigit jari”. Pasalnya, menjadi guru tak semudah profesi lain. Ia penuh tantangan, penuh tuntutan, tapi minim penghargaan dan keadilan. Ada banyak kasus menimpa bahkan merugikan guru, mulai dari guru diketapel, hingga guru yang dipidana hanya karena mengingatkan muridnya untuk salat. Situasi ini kian kompleks dengan hadirnya Generasi Alpha—mereka yang lahir sejak 2010—di bangku sekolah.
Mereka, Generasi Alpha, tumbuh dimana era digital yang serbacepat. Orang tua dari generasi ini pun bukan lagi generasi yang “kudet” (kurang update). Ketika mendengar kabar anaknya bermasalah di sekolah, tak jarang mereka langsung campur tangan, dengan dalih pembelaan. Menjadi guru Generasi Z yang menghadapi Generasi Alpha memang membutuhkan strategi adaptasi yang matang.
Empat Strategi Kunci Guru Masa Kini
Ada beberapa langkah strategis yang perlu dimiliki seorang guru di era sekarang untuk mempersiapkan diri menghadapi dinamika ini :
1. Tegas Tapi Menyenangkan
Di masa lalu, guru yang tegas itu identik dengan sosok galak dan bernada tinggi. Namun, di era sekarang, pola tersebut sulit diterapkan. Guru tegas adalah guru yang mampu menyesuaikan kondisi saat menjadi guru didalam kelas dan diluar kelas. Tegas dalam arti selalu melibatkan siswanya dalam membuat keputusan atau konsekuensi didalam kelas.
Dampaknya adalah siswa bisa memposisikan perilaku terhadap guru saat mengajar dan diluar jam mengajar.
2. Mampu Mengenali Kondisi Siswa
Menjadi guru ibarat seorang detektif sekaligus analis. Ketika mendapati siswa bermasalah, tugas guru adalah mengidentifikasi dengan cara melakukan pendekatan kepada siswa tersebut. misalnya perilaku belajar siswa saat di sekolah dan di rumah berbeda. Ada apa di rumah dan di sekolah kenapa tidak sinkron? Guru mengumpulkan informasi dari siswa dan orangtua siswa bersangkutan.
Untuk memberikan treatment pembelajaran yang tepat, guru harus memahami pola belajar masing-masing siswa. Karena tiap siswa adalah unik.
3. Tidak Membandingkan Satu Sama Lain
Isu menjaga mental anak adalah perhatian utama orang tua kini. Setiap generasi akan selalu ada tantangan beragam, termasuk menjadi guru era sekarang dimana sudah lebih banyak kasus mental health terjadi pada anak. Katanya guru terlalu jahat, siswa tidak mau sekolah, ingin pindah sekolah. Katanya setiap di sekolah dia selalu dipojokkan guru karena tidak bisa menjawab soal.
Sebenarnya kasus seperti diatas sudah terjadi jauh sebelum era sekarag. Perbedaanya kalau dulu belum seberapa speak up saja.
Perlu kehati-hatian guru saat berbicara di depan anak-anak, mengolah kata yang akan disampaikan ke anak-anak. Frasa sepele seperti “Ini soal gampang lho Nak, masa nggak bisa!” bila terus menerus diulang, akan membuat siswa merasa dirinya bodoh dan rendah diri.
4. Siap Menerima Kritikan
Menjadi penyedia jasa seperti profesi guru harus siap menerima saran dan kritik dari orangtua. Tapi bukan berarti semua saran dan kritik harus diterima dan ditanggapi. Ada kalanya saran dan kritik harus ditampung dan diolah bersama guru lainnya apakah layak untuk ditindaklanjuti.