Rahmad Sugianto, M.Pd. – SMA Wachid Hasyim 2 Taman
Pada suatu masa, di kerajaan yang makmur, Raja yang bijaksana sering merasa kebingungannya meningkat. Meskipun ia memiliki banyak penasihat, tidak ada yang bisa memberi jawaban memuaskan untuk segala pertanyaan yang dilontarkannya. Satu-satunya orang yang selalu mampu membuatnya tersenyum adalah Abu Nawas, seorang pria cerdik yang terkenal dengan kecerdasannya yang tak terbantahkan.
Suatu hari, Raja merasa bingung dengan sebuah pertanyaan besar yang telah lama menghantuinya: “Apa yang paling sulit dicapai oleh seorang manusia di dunia ini?” Untuk menguji Abu Nawas, Raja memanggilnya ke istana.
“Abu Nawas,” kata Raja, “Aku punya satu pertanyaan untukmu. Jawablah dengan bijak. Apa yang paling sulit dicapai oleh seorang manusia di dunia ini?”
Abu Nawas tersenyum lebar, seolah tahu bahwa ini adalah pertanyaan yang bisa ia jawab dengan cara yang unik. Setelah beberapa detik berpikir, ia menjawab, “Yang paling sulit dicapai oleh manusia di dunia ini, Raja, adalah ‘kenikmatan’ yang datang dari rasa tidak cukup. Ketika seseorang tidak merasa cukup dengan apa yang dimilikinya, ia akan terus mencari lebih, tetapi takkan pernah menemukannya.”
Raja terdiam. Ia merenung sejenak, merasa bahwa jawaban Abu Nawas sangat dalam dan penuh makna. Namun, Raja yang ingin menguji lebih jauh berkata, “Aku rasa jawabannya masih terlalu abstrak, Abu Nawas. Cobalah memberikan contoh nyata yang lebih jelas.”
Dengan cerdiknya, Abu Nawas berkata, “Baik, Raja. Mari kita lakukan sebuah percakapan sederhana. Jika aku memberimu sepuluh buah anggur, apakah itu cukup bagimu untuk merasa puas?”
Raja yang lapar sedikit tersenyum dan mengangguk, “Tentu, itu sudah cukup untukku.”
Abu Nawas melanjutkan, “Namun, jika aku memberimu seratus anggur, apakah itu akan membuatmu lebih puas daripada sepuluh?”
Raja berpikir sejenak, kemudian berkata, “Tentu, seratus anggur pasti lebih baik dari sepuluh.”
“Dan jika aku memberimu seribu anggur?” tanya Abu Nawas.
Raja semakin tersenyum, “Tentu saja, seribu anggur akan lebih memuaskan.”
“Namun, jika aku memberimu sepuluh ribu anggur, dan kamu mulai merasa lelah menghadapinya, tidak bisa menghabiskannya, dan akhirnya merasa bosan, maka apa yang akan kamu lakukan?” tanya Abu Nawas dengan tajam.
Raja mulai memahami maksud Abu Nawas. “Aku akan merasa lelah dan tak puas.”
Abu Nawas pun tersenyum, “Itulah yang paling sulit dicapai, Raja. Kenikmatan itu datang dari rasa cukup, bukan dari jumlah yang melimpah. Manusia yang merasa tidak cukup akan terus mengejar lebih, namun tidak akan pernah merasa puas.”
Raja terkekeh, tertawa keras karena merasa bahwa Abu Nawas telah memberi pelajaran berharga dengan cara yang sangat sederhana dan cerdas. “Kau memang cerdik, Abu Nawas. Terima kasih atas pelajaranmu.”