WARU, nusidoarjo.or.id | Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Waru, Sidoarjo menggelar Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) Ke-XXIX, Pendidikan dan Latihan Dasar (DIKLATSAR) Ke-XXVII dan PKD Dirosah Ula Ke-III, Jum’at-Ahad (05-07/07/2024) di MINU Waru II.
Sauqi Mubarok selaku ketua PAC Ansor Waru menyampaikan PKD diikuti oleh empat puluh lima peserta, DIKLATSAR empat puluh tiga peserta dan PKD Dirosah Ula diikuti sebanyak tiga puluh peserta.
“Pengkaderan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas, memperkuat dan menciptakan kader yang unggul serta berkualitas sebagai kader Ansor, Banser & Rijalul Ansor,” katanya kepada nusidoarjo.or.id, Ahad (07/07/2024) melalui sambungan WhasApp.
Selain itu, pengkaderan juga berfungsi untuk mempersiapkan kader Ansor, Banser dan Rijalul Ansor agar mau dan mampu berperan serta dalam mengemban tugas mulia ditengah-tengah masyarakat.
Dijelaskan pelatihan selamat tiga hari tersebut para perserta mendapatkan berbagai materi seperti kedisiplinan, keorganisasian, manajemen, entrepreneur, sosial dan pendalaman keagamaan.
“Sehingga diharapkan setelah selesai dari pendidikan ini terciptanya kader yang militan mempunyai karakter mandiri, loyal, inovatif dan harus lebih tangguh dalam mengawal NKRI,” ujarnya.
Disebutkan tantangan GP Ansor semakin beragam dan naik turun, sebagai kader NU, Ansor Banser dan Rijalul Ansor harus siap menjadi generasi penerus dengan tetap setia pada garis kebijakan organisasi dan satu komando, terutama kewajiban menyebarkan ajaran Aswaja an-Nahdliyah.
“Setelah acara PKD, Diklatsar Banser dan PKD Dirosah Ula para kader dapat berjuang menyebarkan agama Allah dan bisa harus meniru para ulama NU. Dimana ikhlas menjadi poin utama dalam berjuang dan istiqamah dalam kebaikan serta tawadu’,” ungkapnya.
Sauqi Mubarok menambahkan ke depan Ansor, Banser dan Rijalul Ansor menjadi semakin baik, semakin maju dan militan, mendidik dengan ketaatan kepada para pimpinan, para ulama, dan para kiai NU.
“Ansor dan Banser adalah kader NU yang akan meneruskan perjuangan para ulama. Maka sudah seharusnya meniru sifat dari para pendahulu kiai kita,” tandasnya.