Aswaja Female Mengaji, Ning Farida Ulfi Sebut Syariat Dibangun dengan Pondasi Kebaikan Untuk Manusia

Wakil ketua Pengurus Cabang (PC) Aswaja NU Center Sidoarjo, Ning Farida Ulfi Na’imah memaparkan kitab Mambau Sa’adah karya KH. Faqihuddin Abdul Qodir saat mengisi Aswaja Female Mengaji yang ditayangkan melalui Instagram @aswaja_femalesda Kamis (06/02/2025).

“Syariat itu dibangun dan dibentuk dengan pondasi kebaikan manusia untuk kehidupan saat ini dan nanti,” katanya.

Dijelaskan syariat adil, rahmat, kebaikan, hikmah untuk semuanya. Oleh karena itu setiap masalah yang apapun yang keluar dari jalur keadilan. Misalnya berbuat dhalim, membenci, membawa kepada kerusakan, sifat main-main. Maka yang demikian ini bukanlah syariat.

“Meskipun perbuatan itu dikuatkan dengan dalil-dalil. Tidak ada perintah Allah SWT yang merugikan umatnya. Bila ada yang merasa  terdholimi dengan ayat-ayat Allah, maka bukan ayat-ayat Allah salah, namun siapa yang manafsirkan sehingga membuat ke arah yang merugikan,” terangnya.

Di kitab Mambau Sa’adah ini juga menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan tubuh seperti halnya menjaga kesehatan rohani. Karena rohani bisa tidak sehat jika jasmani dalam kondisi sakit. Oleh karenanya keduanya harus seimbangan.

“Tidak akan merasa bahagia seorang laki-laki kecuali ada kebahagiaan perempuan. Maka belajar terkati kesehatan itu penting, jadi tidak melulu ibadah saja,” ucapnya.

Usaha kebaikan setiap individu itu akan membawa kepada kebaikan masyarakat. Kebaikan masyarakat diawali kebaikan keluarga. Kebaikan keluarga tercipta dari masing-masing individu anggota keluarga. Prinsip pesatuan Indonesia referansinya adalah penjelasan itu. Kebahagian merupakan syarat penting dalam terwujudnya kebaikan keluarga.

“Kitab Mambau Sa’adah ini secara mendasar mengajak manusia untuk melihat orang lain dengan cara pandang kemuliaan,” ujarnya.

Ning Ulfi menuturkan ketika berbicara tentang memanusiakan manusia, sosok yang ia ingat adalah KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Allah memberikan privilege kepada anak cucu adam berupa rizki, kebaikan dan keutamaan yang banyak dari ciptaan yang lain.

Baca Juga  KH Zainal Abidin: Prinsip Menjadi Imam Harus Memudahkan Jamaah

“Allah menciptakan manusia ada yang laki-laki dan perempuan, bersuku-suku, berbangsa-bangsa. Dan yang paling mulia adalah paling bertaqwa, beriman dan bermanfaat untuk masyarakat,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *