Ada orang yang menolak 1 Januari sebagai tahun baru. Banyak alasan di belakangnya. Sebagian menganggap bahwa penetapan 1 Januari sebagai tahun baru adalah kesewenang-wenangan bangsa Eropa. Sebagian mau menerima tapi menolak merayakannya. Sebagian bahkan meyakini bahwa tahun baru 1 Januari adalah bid’ah.
Berbagai sikap ini adalah hal biasa. Setiap kalender memiliki sejarah di belakangnya. Pertanian dan ritual adalah alasan paling kuno di balik lahirnya sebuah kalender. Bagi masyarakat kuno yang hidupnya sangat tergantung pada ketersediaan hasil pertanian, ketepatan menandai musim adalah urusan hidup dan mati. Pertanian ini juga terkait dengan praktik ritual kepada dewa atau dewi.
Setiap kebudayaan memiliki sistem kalendernya sendiri. Para sejarawan meyakini bahwa penanggalan telah diciptakan manusia sejak era Neolitikum atau Zaman Batu. Sekalipun demikian, kalender baru ada di Zaman Perunggu 3100 SM. Penduduk Sumeria di Mesopotamia adalah pembuat kalender pertama yang membagi satu tahun ke dalam 1 bulan, yang masing-masing berisi 29 atau 30 hari. Mereka menandai siklus waktu melalui bulan dengan menjadikan bulan purnama sebagai awal bulan. Ratusan tahun kemudian bangsa Mesir, Babilonia dan Romawi membuat sistem kalendernya sendiri.