Berpikir Baik Adalah Kebiasaan Yang Harus Dilatih

banner 468x60

Oleh
Dr. Heru siswanto, M.Pd.I*

Sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh Aristoteles, bahwa kekuatan sejati dari pikiran manusia terletak pada pola pikir yang positif, konsisten, dan berfokus pada hal-hal yang baik. Sehingga dengan membiasakan diri berpikir baik, nilai manfaatnya tidak hanya membentuk cara kita memandang dunia, akan tetapi juga mengarahkan tindakan kita menuju tujuan yang lebih bermakna dalam mengarungi kehidupan ini.
Dalam ulasan alam semesta, pikiran kita diibaratkan seperti tanah. Sehingga apabila kita menanam benih berupa pikiran yang positif seperti keyakinan, cita-cita, harapan, syukur, mengakui akan kesalahan. Maka benih yang tumbuh akan menghasilkan buah keberanian, tanggungjawab, inovatif, kebahagiaan, dan kesuksesan. Namun, jika tanah itu dipenuhi dengan gulma atau rumpai yakni berupa pikiran negatif, seperti kekhawatiran, ketakutan, keraguan dan kerakusan, tentunya ia akan menghambat pertumbuhan dan membuat pikiran kita rapuh dan runtuh pada akhirnya.
Dalam kutipannya Aristoteles, bahwa berpikir baik adalah kebiasaan yang harus dilatih. Dan, perlu adanya penekanan secara khusus agar menjadi kebiasaan. Dalam hal ini, sama artinya seperti seorang atlet yang melatih tubuhnya untuk menjadi kuat dan tangguh. Tentunya, kita juga harus mampu melatih pikiran kita agar menjadi lebih kuat, tangguh, dan tahan banting. Dengan membiasakan diri selalu berpikir positif, konstruktif, dan inovatif kita akan dapat menghadapi kesulitan dengan lebih bijaksana dan selalu bisa melihat peluang dibalik tantangan-tantangan yang selalu hadir silih berganti.
Sebagai mode pengingat kita, bahwa pikiran yang kuat tidak bisa dibangun dalam waktu semalam, seperti kisahnya seribu satu malam. Melainkan pikiran yang kuat dihasilkan oleh proses tempahan yang sangat panjang. Hukum timbal baliknya, semakin seringnya kita untuk memilih berpikir baik, semakin kuat pula pikiran kita dalam menghadapi tantangan dalam ruas kehidupan. Tumpuhan kekuatan pikiran sejati bukan hanya tentang seberapa cerdasnya kita, akan tetapi bagaimana kita memilih untuk memandang dunia itu dengan keberanian, optimisme dan bijak dalam menyikapinya.
Simpulnya, jika ingin memiliki pikiran yang kuat, mulailah dari kebiasaan yang kecil, selalu bersyukur, berusaha melihat sisi baik dari setiap kejadian, percaya pada potensi yang kita miliki, serta terus belajar untuk memperdalam ilmu kebijaksanaan melalui pencerahan filosofis tentunya. Tanya kenapa? Sebab, dengan mebiasakan berpikir baik akan menjadi dasar dari kehidupan kita yang penuh dengan makna dan untuk pencapaian kebahagiaan yang sejati.

banner 468x60

*Ketua Program Studi dan Dosen PAI-BSI (Pendidikan Agama Islam-Berbasis Studi Interdisipliner) Pascasarjana IAI Al-Khoziny Buduran Sidoarjo; Dosen PAI-Terapan Politeknik Pelayaran Surabaya; Pengurus LTMNU PCNU Sidoarjo; Ketua LDNU MWCNU Krembung.

banner 468x60
Baca Juga  KH Maskhun Jelaskan Pentingnya Berhati-Hati dalam Setiap Tindakan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *