Oleh: Syaikhul Islam
Jika Anda pegiat medsos trend tagar #bubarkanbanser adalah yang unik sekaligus lucu. Unik karena tagar sebagai framing dukungan pada Papua jadi tren saat internet di Papua sedang dibatasi oleh Kominfo karena gejolak di Papua tempo hari.
Sementara itu, lucunya karena orang Papua yang cinta Gus Dur tidak akan pernah punya rumus membenci Banser, karena Banser ya Gus Dur itu sendiri.
Pertanyaannya, siapa yang punya ide receh adu domba Banser dengan Papua? Kayak kurang kerjaan banget, atau frustasi banget. Gak ngefek bro! Tapi kalau dilihat lebih dari seratus lima puluh ribu tweet dan jadi trending topic kayaknya ya memang niat banget.
Masalahnya kenapa bisa sampai segitunya? Maksudnya kok parah banget niat dan gobloknya itu loh. Gak ada nyambung-nyambungnya dengan konstelasi geopolitik Papua yang biasanya sangat serius.
Membaca Papua tentu kurang asik kalau tidak nyerempet geopolitik. Maklum dari sana banyak kepentingan asing.
Para analis sering menyebut tiga simpul kepentingan besar Papua yaitu WAC: Washington, Amsterdam, dan Canberra. Tiga simpul kepentingan itu bisa saling beradu kuat, tetapi tak menutup kemungkinan berkolaborasi, tergantung isunya.
Washington itu urusannya Freeport, rebutan pengaruh dengan China. Amsterdam urusan OPM dan nostalgia kolonialismenya. Canberra urusan supremasi politik negara-negara pasifik dan penguasaan tambang.