Dalam rangka persiapan Musyawarah Kerja (Musker) 2 PCNU Sidoarjo, ISNU dan LP Maarif NU Cabang Sidoarjo mengusulkan menggelar Rapat dan Sarasehan Pendidikan. Rapat tersebut digelar hari ini Selasa, 23 Oktober 2018 di Aula kantor PCLP Maarif NU Sidoarjo. Rencananya, hasil rapat akan dibawah untuk dirumuskan dalam Musker sebagai acauan program kerja PCNU dan Banom.
Ketua PCNU K.H. Maskun mengatakan, kegiatan kali ini berkaitan dengan Musker yang pelaksanaannya bersamaan dengan agenda peringatan hari santri. Harapannya, ada ide atau gagasan baru untuk dunia pendidikan dari forum tersebut.
“Berharap dimunculkan ide konstruktif untuk sistem pendidikan di NU dan nasional,” harap Kiai Maskun sapaannya.
Hal itu, lanjutnya, untuk menopang sistem pendidikan nasional yang selama ini berganti-ganti kurikulum. Selain itu untuk menyongsong 1 abad NU pada tahun 2026 mendatang.
Senada dengan Kiai Maskun, Wakil Bupati Sidoarjo H. Nur Ahmad Syaifuddin yang hadir bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo H. Asrofi mengaku bangga dengan model pendidikan masa lalu yang banyak menghasilkan tokoh-tokoh nasional.
Ia menegaskan bahwa model pendidikan dulu tak hanya mengutamakan berfikir materi dan kecanggihan saja tetapi juga mengedepankan akhlak dan karakter.
Cak Nur, sapaan Wabup Sidoarjo itu mengaku bahwa urusan pendidikan bukan sepenuhnya urusan daerah, melainkan pemerintah pusat yang menjadi penentu. Namun, pemerintah daerah sebagai fasilitator untuk pengembangan pendidikan di setiap kabupaten.
Pemkab Sidoarjo hingga tahun ini menganggarkan 1,3 Triliun untuk kebutuhan pendidikan di Sidoarjo. Selain itu subsidi untuk sekolah-sekolah juga disamakan antara negeri dan swasta.
Selain Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sarasehan kali juga dihadiri perwakilan stage holder pendidikan yang ada di Sidoarjo, antara lain Kemenag Sidoarjo, Dewan Pendidikan Sidoarjo, dan perwakilan Kortan Maarif sekabupaten.
Hadir sebagai narasumber K.H. Miftahul Lutfi Muhammad dan Prof. Akh. Muzakki. (Fin)