Cerita Tentang Rabi’ah al Adawiyyah di Kitab Uqudul Lujain

SIDOARJO, NU Delta| Cerita Tentang Rabi’ah al Adawiyyah di Kitab Uqudul Lujain. Dalam kitab Uqudul Lujain diceritakan tentang Rabi’ah al Adawiyyah terkadang ahwal (sesuatu yang datang dari hati kemudian mempengaruhi perilakunya) terlihat diliputi rasa cinta, kadang diliputi rasa tenang, terkadang pula ahwalnya dalam kondisi khouf. Suami Rabi’ah al Adawiyyah bercerita pada suatu hari dirinya duduk dan sedang makan didampingi  Rabi’ah al Adawiyyah.

Tiba-tiba Robi’ah al-Adawiyah bercerita tentang hari kiamat. Suaminya kaget dan meminta agar Robi’ah al-Adawiyah tidak melanjutkan ceritnya karena menghilangkan selera makannya. Robi’ah al-Adawiyah mengatakan ia dan suaminya bukan bagian orang yang harus keget ketika mendengar kiamat. Suatu saat Robi’ah al-Adawiyah juga mengatakan ia tidak mencintai suaminya layaknya cintai pasangan suami istri. Namun ia mengaku mencintai seperti ia mencintai saudara.

Ketika Robi’ah al-Adawiyah memasak kemudian mempersilahkan suaminya untuk makan sementara ia tidak ingin ikut makan karena kondisinya kurang sehat. Ia hanya membutuhkan bacaan tasbih dalam kondisinya yang kurang sehat. Pada saat yang lain, Robi’ah al-Adawiyah meminta agar suaminya keluar dan menikah. Saumi Robi’ah al-Adawiyah keluar rumah dan menikahi tiga perempuan sekaligus.

Suatu saat Robi’ah al-Adawiyah membeli daging dan menyuguhkan kepada suaminya. Setelah suaminya kenyang dan punya tenaga yang banyak, Robi’ah al-Adawiyah meminta suaminya agar mendatangi istri-istrinya.

Kisah tentang Robi’ah al-Adawiyah sudah sangat popoler. Karena ia juga merupakan sufi perempuan. Melihat cerita-cerita di atas, tidak terlihat perbedaan dalam agama bagi laki-laki dan perempuan. Robi’ah al-Adawiyah secara kasap mata, tidak masuk dalam kategori perempuan shalihah pada umumnya. Karena Robi’ah al-Adawiyah tidak maun menemani suaminya makan karena sakit dan memilih untuk membaca wirid. Kedua apakah parameter keshalihahan adalah dengan mengikhlaskan sumua yang dimiliki termasuk suami. Terbukti dengan bisa mencintai suaminya seperti orang lain mencintai suaminya. Dan mempersilahkan suaminya untuk menikah dengan orang lain.

Baca Juga  Makna Hari Raya Idul Fitri menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

Cerita Tentang Rabi’ah al Adawiyyah di Kitab Uqudul Lujain

Padahal dalam kitab Uqudul Lujain bisa dinilai sebagai bentuk ketidak taatan. Apakah Robi’ah al-Adawiyah berada di maqam yang tinggi sehingga tidak terikap aturan-aturan sosial kemasyarakat dan keagamaan. Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa yang mendapat kedudukan yang tinggi disisi Allah ini  tidak sesuai dengan kriteria perempuan shalihah?.

Terkait keridhoan tergantung bagaimana suami. Atau dalam konsep “Al jannatu tahta aqdamil ummahat (Surga itu ada dibawah telapak kaki Ibu) juga untuk orang tua sejauh mana ia mampu mensurgakan anak-anaknya. Artinya potongan hadist di atas bukak dalil agar orang tua dihormati anak-anaknya namun lebih ke tuntutan kepada orang tua, khusunya perempuan semaksimal apa seorang ibu mensurgakan anaknya.  Ada kisah ulama yang tidak mau menuruh sama sekali anaknya karena takut anaknya tidak mau. Dan ketidak mauannya itu melukai hatinya maka berarti ia menjerumuskan anaknya kerena ketidak ridhoaanya.

Cerita Tentang Rabi’ah al Adawiyyah di Kitab Uqudul Lujain

Karamah Robi’ah al-Adawiyah yang lain adalah ada seorang pencuri yang memasuki rumahnya saat ia sedang tidur. Pencuri itu mengumpulkan semua barang berharga yang dimiliki oleh Robi’ah al-Adawiyah dan akan membawanya keluar. Apa yang terjadi? Pintu rumah Robi’ah al-Adawiyah hilang, yang kemudian pencuri duduk lalu mendengar ada suara tanpa rupa yang memerintahkan agar pencuri meletakkan barang-barang yang ia bawa kemudian kuluar lewat pintu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *