Dampak Psikologis Program Pendidikan Militer bagi Siswa Bermasalah

Moh. Faruq Abadi, M.Pd.I
Kepala SMP Terpadu Al Mubarokah Porong Sidoarjo

Dalam upaya menangani siswa yang memiliki perilaku menyimpang atau masalah kedisiplinan, sejumlah lembaga pendidikan dan pihak terkait mulai melirik program pendidikan militer sebagai salah satu alternatif pembinaan. Program ini sering kali melibatkan pelatihan fisik, kedisiplinan tinggi, serta penanaman nilai-nilai kepemimpinan dan tanggung jawab. Namun, efektivitas dan dampak psikologis dari pendekatan ini masih menjadi perdebatan, terutama ketika diterapkan pada siswa bermasalah yang memiliki latar belakang emosional dan sosial yang kompleks.

Tujuan Program Pendidikan Militer
Secara umum, pendidikan militer dirancang untuk membentuk karakter yang disiplin, tangguh, dan bertanggung jawab. Dalam konteks siswa bermasalah, program ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai positif melalui latihan fisik, kepatuhan terhadap aturan, dan pembentukan mental yang kuat. Banyak pihak percaya bahwa lingkungan yang tegas dan terstruktur dapat membantu siswa yang cenderung membangkang atau kehilangan arah.

Dampak Positif
Beberapa studi dan pengalaman empiris menunjukkan bahwa pendidikan militer mampu memberikan dampak positif bagi siswa bermasalah. Disiplin yang ketat, rutinitas yang teratur, serta pembelajaran nilai-nilai seperti kerja sama, loyalitas, dan rasa tanggung jawab dapat membantu membentuk kembali perilaku siswa yang sebelumnya sulit dikendalikan.

Bagi sebagian siswa, pengalaman menjalani program ini memberi dorongan untuk berubah menjadi lebih baik. Mereka mulai memahami arti pentingnya aturan, kerja keras, dan komitmen terhadap tujuan. Tidak sedikit pula yang setelah mengikuti program ini, menunjukkan peningkatan dalam hal prestasi akademik dan hubungan sosial.

Dampak Negatif dan Risiko Psikologis
Meski memiliki tujuan baik, program pendidikan militer juga menyimpan potensi risiko, khususnya dalam aspek psikologis. Siswa bermasalah sering kali memiliki latar belakang trauma, tekanan keluarga, atau gangguan emosi. Pendekatan keras dan tegas seperti dalam pendidikan militer dapat memperparah kondisi psikologis mereka jika tidak diimbangi dengan pendekatan yang empatik dan terapi psikologis yang sesuai.

Baca Juga  Teknologi Mengubah Cara Kita Belajar

Tekanan fisik dan emosional dalam program ini berisiko menimbulkan stres berlebihan, kecemasan, bahkan depresi. Bagi siswa dengan kepribadian sensitif atau trauma masa lalu, metode pelatihan yang keras dapat memperkuat perasaan tidak berharga, ketakutan, atau agresivitas. Oleh karena itu, tanpa pendampingan psikolog yang kompeten, program ini bisa menjadi bumerang.

Rekomendasi Pendekatan Holistik
Agar program pendidikan militer bisa memberikan hasil yang optimal dan tidak merugikan siswa, pendekatan holistik sangat dibutuhkan. Artinya, program harus menggabungkan unsur pelatihan fisik dengan konseling psikologis, pendampingan sosial, serta pembinaan spiritual. Pendekatan ini akan membantu siswa memahami akar masalahnya dan menemukan cara yang lebih sehat untuk berubah.

Selain itu, penting untuk memastikan bahwa instruktur dalam program memiliki pelatihan dalam psikologi perkembangan remaja, agar mampu membedakan antara ketegasan yang membangun dan tindakan yang justru merusak mental siswa.

Writer: Faruq AbadiEditor: Boy Ardiansyah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *