Penulis : Rahmad Sugianto, M.Pd. (SMA Wachid Hasyim 2 Taman)
Rasulullah SAW adalah sosok yang sangat mandiri. Beliau selalu mengerjakan sendiri tugas-tugas rumah tangga, seperti menjahit baju yang robek, memperbaiki sandal, hingga memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk berbelanja di pasar. Kepribadian ini mencerminkan kesederhanaan dan kemandirian beliau sebagai teladan umat manusia.
Suatu hari, Rasulullah pergi ke pasar dengan membawa delapan dirham. Beliau berencana membeli bahan makanan dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Namun, ketika sedang berjalan di pasar, beliau melihat seorang budak perempuan menangis tersedu-sedu. Rasulullah yang penuh kasih segera menghampirinya dan bertanya, “Mengapa engkau menangis?”
Dengan suara bergetar, budak perempuan itu menjelaskan bahwa uang milik majikannya hilang, dan ia takut akan dimarahi. Uang yang hilang itu berjumlah delapan dirham, sama dengan jumlah uang yang dibawa Rasulullah. Tanpa ragu, Rasulullah memberikan delapan dirhamnya kepada budak itu, meskipun hal tersebut berarti beliau tidak jadi membeli kebutuhan yang sudah direncanakan.
Namun, meski telah menerima uang tersebut, budak perempuan itu tetap menangis. Rasulullah bertanya lagi, “Apa yang membuatmu masih bersedih? Bukankah uangmu sudah kembali?”
Budak itu menjelaskan bahwa ia takut dimarahi oleh majikannya karena keterlambatan akibat kehilangan uang tersebut. Kekhawatiran inilah yang membuatnya tetap menangis.
Mendengar hal itu, Rasulullah tidak tinggal diam. Beliau memutuskan untuk mengantar budak perempuan itu ke rumah majikannya. Sesampainya di sana, Rasulullah berbicara kepada majikannya. Beliau bersedia menggantikan hukuman apa pun yang mungkin diberikan kepada budak itu, termasuk jika harus dicambuk sekalipun.
Tindakan penuh kasih Rasulullah membuat hati majikan budak tersebut luluh. Ia tidak hanya membebaskan budaknya, tetapi juga memutuskan untuk memeluk Islam, terinspirasi oleh akhlak mulia Rasulullah.
“Delapan dirham itu benar-benar penuh berkah,” kata Rasulullah. Uang tersebut telah menggantikan yang hilang, membebaskan seorang budak, dan membawa seorang majikan kepada Islam.
Pelajaran yang Bisa Diambil:
- Keutamaan Kemandirian
Rasulullah SAW memberikan teladan bahwa pekerjaan rumah tangga bukanlah hal yang hina untuk dilakukan oleh seorang pemimpin. Sikap mandiri ini mencerminkan kesederhanaan dan tanggung jawab dalam menjalani kehidupan. - Kepedulian terhadap Sesama
Kisah ini mengajarkan pentingnya mendengarkan dan memahami kesulitan orang lain. Rasulullah menunjukkan bahwa membantu seseorang tidak cukup hanya dengan memberikan materi, tetapi juga memberikan solusi yang menyeluruh. - Keberkahan dalam Berbagi
Tindakan kecil yang dilakukan dengan ikhlas, seperti memberikan delapan dirham, dapat membawa keberkahan yang meluas dan mengubah kehidupan banyak orang. - Akhlak sebagai Dakwah
Akhlak mulia Rasulullah mampu menyentuh hati orang lain dan menginspirasi mereka untuk mengikuti ajaran Islam. Ini menunjukkan bahwa dakwah terbaik adalah dengan memberikan contoh nyata melalui tindakan.
Kisah ini menjadi pengingat bahwa tindakan kecil yang dilakukan dengan niat tulus dapat membawa dampak besar, tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain.