KREMBUNG, NU Delta – Secara turunan bahasa “Galak Gampil” bisa kita diartikan menggalak atau menyerukan (galak) untuk bisa memudahkan (Gampil) dalam memaafkan atas kesalahan orang lain.
Dalam rekam jejaknya mbah buyut kita dulu, ternyata Galak Gampil di wilayah Krembung, Sidoarjo, Jawa Timur pada umumnya menjadi tradisi. Sebagaimana di tempat-tempat lain yang tersebar di bumi Nusantara, Indonesia tercinta.
Selain pada umumnya menjadi momen saling bermaaf-maafan antar satu sama lain, termasuk bagi anak-anak tradisi Galak Gampil memang saat yang paling ditunggu-tunggu.
Bagi anak-anak Galak Gampil dikenal sebagai momen untuk mencari sangu riyoyo (uang hari raya), yang terjadi cuma setahun sekali.
Termasuk bagi anak-anak, Galak Gampil memang momen paling diburu. Sebab, Lebaran merupakan momen mendapatkan uang baru bagi mereka.
Kata ketua LDNU MWC Krembung Dr. Heru Siswanto, M.Pd.I “Galak Gampil ini biasanya dilakukan setelah salat Idul Fitri, dengan diawali anak-anak melakukan sungkem kepada orangtuanya, keluarga terdekat ataupun orang yang lebih tua dari mereka.” (01/04/1025)
Termasuk kata beliau, yang juga ketua ranting NU Ploso “Dan, bisa jadi di beberapa daerah lain juga memiliki tradisi yang sama dengan nama yang berbeda-beda tentunya.”