Gerakan Refillin Menuju Sekolah: Edukasi Belanja Bijak Tanpa Sampah Sachet

Dalam sesi praktik, siswa diberikan kesempatan untuk mengelola toko refill mini di sekolah. Produk yang digunakan dalam simulasi meliputi sabun mandi cair, sabun cuci tangan, deterjen, dan pewangi pakaian. Dengan metode ini, siswa tidak hanya belajar mengurangi sampah plastik, tetapi juga mendapatkan wawasan tentang konsep ekonomi hijau dan kewirausahaan ramah lingkungan (green jobs).

Salah satu peserta, Annisa Ardiana dari kelas 7B, membagikan pengalamannya, “Seru sekali! Saya melatih kemampuan matematika karena harus menghitung harga sesuai ukuran refill. Selain lebih hemat, saya juga bisa membawa wadah sendiri, jadi tidak menambah sampah plastik.”

Sementara itu, Ustadzah Yhonna Dessyta, S.Pd., salah satu tenaga pengajar yang turut serta dalam kegiatan ini, juga menyambut baik konsep belanja refill. “Cara belanja ini cukup hemat karena harganya lebih terjangkau dan praktis. Apalagi untuk produk dengan kualitas original, harganya masih cukup masuk akal bagi ibu rumah tangga,” ujarnya.

Selain praktik belanja refill, kegiatan ini juga diisi dengan sesi diskusi interaktif. Para siswa dengan antusias mengajukan pertanyaan seputar polusi plastik, dampaknya terhadap kesehatan, serta cara mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa pertanyaan yang diajukan siswa mencerminkan kepedulian mereka terhadap lingkungan. Misalnya, seorang siswa bertanya apakah ada cara untuk mendaur ulang plastik sachet yang sudah ada, sementara yang lain menanyakan bagaimana mereka bisa berkontribusi dalam gerakan pengurangan plastik di rumah dan sekolah.

Baca Juga  NU, Jangan Lupa Rantingnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *