TARIK, nusidoarjo.or.id | Guru TPQ Asal Tarik Ziarah Ayah KH Hasyim Asy’ari. Ziarah kubur merupakan salah satu perbuatan yang mengalami perubahan (nasikh-mansukh).
Pada zaman awal-awal Islam, Rasulullah melarang melakukan praktik ini, tapi kemudian larangan tersebut mansukh (diubah) menjadi suatu perbuatan yang diperbolehkan untuk dilakukan.
Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah bersabda dalam salah satu haditsnya:
كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ أَلَا فَزُورُوهَا، فَإِنَّهُ يُرِقُّ الْقَلْبَ، وَتُدْمِعُ الْعَيْنَ، وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ، وَلَا تَقُولُوا هُجْرً
“Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian, sesungguhnya ziarah kubur dapat melunakkan hati, menitikkan (air) mata, mengingatkan pada akhirat, dan janganlah kalian berkata buruk (pada saat ziarah)”. (HR Hakim).
Makam KH Abdurrahman Wahid atau Presiden RI ke-4, terletak di komplek Pondok Pesantren Tebuireng.
Sementara buyutnya berada di Desa Keras Kecamatan Diwek, KH Asy’ari merupakan buyut dari KH Abdurrahman Wahid dan ayah dari KH Hasyim Asy’ari pendiri organisasi NU.
Makamnya terletak di Desa Keras Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.
Guru TPQ Asal Tarik Ziarah Ayah KH Hasyim Asy’ari
3 guru ngaji dari TPQ An Nur (keti Utami, Ina Safira, Irfan Aulia Akbar) dan 1 guru dari TPQ Baitur Rohman (Muhammad Panji) berziarah kesana.