BUDURAN – Rangkaian Halaqah Fiqih Peradaban yang diinisiasi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kini digelar di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Senin (24/10/2022).
Pengasuh Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran, KH Raden Abdus Salam Mujib dalam sambutan singkatnya mengatakan bahwa Halaqah ini sangat penting untuk peradaban umat islam khususnya warga nahdliyin.
“Kami membuka untuk bapak dan ibu yang hadir, apa yang disampaikan Kiai Zulfa dan Kiai Abdullah untuk bisa kita bahas dan kita kritisi bersama-sama,” ucapnya.
Kegiatan tersebut menghadirkan Wakil Ketua PBNU Dr KH Zulfa Mustofa dan Ketua Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (PP LDNU) Dr KH Abdullah Syamsul Arifin sebagai narasumber pada Halaqah yang bertema “Fiqih Siyasah Antara Perang dan Damai”.
Kiai Zulfa Mustofa menyampaikan, “Adanya Halaqah Fiqih Peradaban ini adalah bagian dari rangkaian Muktamar Fiqih Peradaban yang akan diadakan NU, insya Allah di bulan Januari 2023. Kalau dalam waktu dekat ini insya Allah awal November, NU akan mengadakan R20 (Religion Twenty).”
“Bedanya kalau Forum R20 diadakan untuk para pemula agama seluruh dunia, Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan lain sebagainya,” ujar Kiai keturunan Syaikh Nawawi Al-Bantani ini.
“PBNU sempat ditanya atau “diprotes”, seperti dari komunitas Muslim Amerika Utara. Kenapa sebuah organisasi Hindu terbesar di India kok diundang acara R20, padahal perlakuan mereka tidak baik pada minoritas muslim di India? Saya jawab, justru mereka diundang R20 agar tahu bagaimana NU yang mayoritas ini memperlakukan minoritas,” terangnya.