Oleh : Achmad Dany Ardiansyah
(Ketua Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama MWC NU Tanggulangin)
Hari Santri Nasional (HSN) setiap tahun diperingati oleh Bangsa Indonesia pada tanggal 22 Oktober. Ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo mulai 22 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal Jakarta, berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 22 Tahun 2015.
Peringatan Hari Santri Nasional di tahun 2022 ini mengangkat tema “Berdaya Menjaga Martabat Manusia”. Dilansir dari situs resmi Kemenag RI tanggal 28 September 2022, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan, Berdaya artinya seorang santri dengan segala kemampuannya, bisa menjadi apa saja. Santri sejak dulu memang dididik untuk menjadi ahli agama. Namun, santri masa kini tidak hanya ahli ilmu agama, tetapi juga menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut Menag, santri senantiasa berprinsip bahwa menjaga martabat kemanusian atau hifdzunnafs adalah esensi ajaran agama, terutama di tengah kehidupan Indonesia yang sangat majemuk. Karena menjaga martabat kemanusiaan juga berarti menjaga Indonesia.
Namun berbicara tentang santri, tidak dapat lepas dari kata Pesantren. Kebersihan dan kesehatan lingkungan Pesantren, hingga kini masih menjadi topik perbincangan. Banyaknya santri yang terjangkit penyakit kulit ataupun penyakit pencernaan, menimbulkan stigma bahwa santri itu hidup dalam lingkungan yang kemproh (kotor), atau kurang menjaga kebersihan.
Menentang adanya stigma buruk tersebut, sejak Tahun 2020 pemerintah melalui Kemenkes telah meluncurkan program Peningkatan Kualitas Kesehatan Lingkungan Pesantren yang bertujuan meningkatkan perilaku hidup sehat lingkup pesantren terutama pencegahan penularan Covid-19.
Dalam kehidupan modern ini kiprah santri semakin berkembang pesat. Saat ini jumlah santri di Indonesia, yang tercatat per September 2022 sebanyak 1,64 Juta santri, populasi terbanyak berada di provinsi Jawa Timur. Oleh karenanya, perlu adanya peningkatan dalam upaya menjaga kualitas kesehatan para santri.
Peran tenaga kesehatan dalam hal ini sangat diperlukan, beberapa program kesehatan yang ditujukan khusus menangani pondok pesantren telah ada, tinggal bagaimana mereka mengoptimalisasikannya.
Penyuluhan kesehatan menjadi hal yang utama, tentang bagaimana para santri memahami pentingnya menjaga kebersihan, serta mempelajari sanitasi kesehatan dengan baik dan benar. Mengaktifkan kembali Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) dan pengecekan kesehatan berkala dilakukan setiap satu bulan sekali.
Peringatan Hari Santri di setiap tahunnya tentu mengangkat tema yang berbeda, namun tujuan dari setiap tema tidak lain adalah berharap santri akan selalu menjadi peran utama dalam kehidupan beragama maupun sosial kemasyarakatan. Dan untuk meraih peran utama di setiap aspek kehidupan itu, para santri perlu selalu menjaga kesehatan mereka.
Editor: Emzed Ef