SIDOARJO – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Diponegoro Sidoarjo juga menjadi salah satu sekolah yang menjadi sasaran program Bursa Kerja Khusus (BKK). Kegiatan itu pun dinilai sangat baik dan patut dilanjutkan, bahkan bisa diperluas lagi. Kegiatan Job Matching dan PBJ BKK tersebut digelar di halaman SMK Diponegoro, Rabu (26/10/2022).
Kepala SMK Diponegoro Mochammad Fuad Nadjib mengatakan, Job Matching menjadi salah satu usaha untuk mengurangi tingkat pengangguran. Namun dia berharap ke depannya jangan berhenti di program itu saja.
“Harus dikuatkan dengan peraturan daerah (perda). Misalnya menetapkan satu industri harus mempunyai anak asuh yakni SMK. Dengan begitu nantinya kurikulum sekolah akan disinkronkan dengan kebutuhan industri, sehingga lulusan SMK nantinya siap menghadapi dunia kerja,” kata alumni Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar ini.
Dia lanjut menerangkan, kalau kebutuhan dunia usaha sudah diketahui, siswa akan paham kriteria perusahaan. Namun bila ada siswa ingin menjadi enterpreneur, dia sudah memiliki bekal ilmunya.
Sementara itu, 16 perwakilan perusahaan yang berada di stan lokasi, langsung diserbu oleh siswa yang sedang mencari kerja. Fuad menyebut, pihaknya sendiri sudah MoU dengan 90 perusahaan untuk PKL siswa.
Dia berharap dengan adanya BKK, perusahaan dan pelamar bisa cocok dan sesuai. Selain itu partner yang ada di dunia industri bisa lebih mengenal SMK Diponegoro.
Sementara, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sidoarjo Ainun Amalia mengatakan, BKK merupakan salah satu strategi untuk mengurangi angka pengangguran. Terutama pada lingkup membuka atau memberikan sarana lapangan pekerjaan.
Menurut Ainun, dengan mendekatkan siswa dengan perusahaan, sebagai pencari kerja, mereka bisa langsung berinteraksi dengan perusahaan yang membutuhkan.
“Ke depan, Disnaker akan terus memberikan semangat pada lembaga pendidikan untuk memberikan motivasi kepada anak didik. Supaya menjadi siap pakai secara SDM dan kemampuan,” pungkasnya.
Pewarta: Shavira Tasya
Editor: Emzed Ef