Ketua Muslimat NU Ketegan Tegaskan Peran Strategis Perempuan di Tengah Masyarakat

TANGGULANGIN, nusidoarjo.or.id – Momen peringatan Hari Lahir (Harlah) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) yang diperingati setiap tanggal 29 Maret lalu, menjadi momen penting untuk merefleksikan perjalanan panjang organisasi dalam melayani umat dan bangsa. Begitu juga bagi Ketua Muslimat NU Ketegan, Khabibati dalam rasa bangga memperingati Harlah ke-79 Muslimat NU dengan semangat pengabdian yang tak pernah pudar selama 4 periode kepemimpinannya.

Khabibati menjelaskan bahwa Muslimat NU memiliki peran strategis di masyarakat Ketegan melalui berbagai program sosial serta membantu masyarakat kurang mampu, contohnya dengan memberikan bantuan kepada fakir miskin, dhuafa, dan yatim piatu. Muslimat NU Ketegan juga ikut mendirikan PG-TK NU Roudlotun Nasyi’in untuk memfasilitasi akses pendidikan dan menjalankan program-program seperti muqaddaman, tahlil kubro, pemeriksaan kesehatan gratis, dan lainnya.

Muslimat NU berperan sebagai garda terdepan dalam menyebarkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah. Dengan dedikasi dan komitmen yang tinggi, organisasi ini aktif dalam dakwah langsung kepada masyarakat, mengabdi tanpa mengenal waktu,” ujarnya kepada NU Delta, Kamis (10/4/2025).

Muslimat NU didirikan pada 29 Maret 1946 di Purwokerto, Jawa Tengah, sebagai organisasi perempuan yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama. Organisasi ini lahir sebagai jawaban atas kebutuhan perempuan Muslim yang ingin lebih aktif dalam berbagai bidang, seperti keagamaan, sosial, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi.

Pada awal berdirinya, Muslimat NU berkontribusi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan memberikan dukungan logistik, tenaga medis, serta mengorganisir bantuan bagi para pejuang. Setelah meraih kemerdekaan, Muslimat NU fokus pada pembangunan bangsa melalui berbagai program di sektor pendidikan, kesejahteraan sosial, dan pemberdayaan perempuan.

Seiring berjalannya waktu, Muslimat NU terus berkembang dan kini menjadi salah satu organisasi perempuan terbesar di Indonesia. Perannya semakin meluas dengan berdirinya berbagai lembaga pendidikan, koperasi, dan unit usaha yang mendukung kemandirian perempuan dan keluarga. Lebih dari itu, Muslimat NU juga aktif dalam isu-isu global terkait hak-hak perempuan, perlindungan anak, dan kesejahteraan sosial.

Baca Juga  Gelar Temu Kader Komando, Ini Pesan Kasatkorcab Banser Sidoarjo

Sebagai Ketua Muslimat NU, Khabibati merasa bangga sekaligus tanggung jawab besar untuk terus berjuang dan mengabdi sepenuh hati. Ia menekankan bahwa kebersamaan dan kekompakan anggota adalah kekuatan utama dalam menjalankan berbagai program yang bermanfaat. “Mari kita jaga semangat pengabdian untuk umat dan bangsa dengan penuh keikhlasan. Nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah harus terus kita jaga dan sebarluaskan melalui dakwah yang damai,” tambahnya.

Sebagai organisasi yang hampir berusia delapan dekade, Muslimat NU diharapkan terus berkembang dan beradaptasi dengan dinamika zaman. Tantangan era digital, globalisasi, dan perubahan sosial memerlukan inovasi dalam metode dakwah dan pengabdian.

Harlah ke-79 Muslimat NU bukan hanya perayaan, tetapi juga pengingat akan tanggung jawab besar untuk menjaga dan meneruskan perjuangan para pendirinya. Dengan semangat ‘Khidmah Muslimat NU Sepanjang Masa’, Muslimat NU akan terus berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih berdaya, harmonis, dan berakhlak mulia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *