PRAMBON, NU DELTA – Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Prambon mengadakan Lailatul Ijtima’ yang dilaksanakan di Masjid Waqofiyah, Desa Temu, Kecamatan Prambon pada Sabtu (28/10/2023). Pada momen tersebut ada beberapa hal yang disampaikan oleh Ketua MWCNU Prambon, Abah Ashud. Salah satunya adalah esensi peringatan Hari Santri Nasional yang menurutnya adalah sebagai momen mengenang jasa Kiai Hasyim Asyari pada Bangsa Indonesia.
“Masalah Hari Santri Nasional, PCNU Sidoarjo menetapkan puncak acara pada 12 November, setiap MWC diarahkan untuk mengikuti puncak acara, kita harus menyadari Hari Santri ini sejatinya mengenang jasa Kiai Hasyim Asyari, jadi harus kita ikuti secara maksimal,” ujarnya.
Menurutnya, ulama saat itu menjadi rujukan para pemimpin bangsa di saat Belanda kembali berulah. Kiai Hasyim Asyari dan Ulama melalui Resolusi Jihadnya mampu menggerakkan hati Bangsa Indonesia untuk bangkit dari penjajahan.
“Proklamasi sudah dilaksanakan pada 17 Agustus 1945, namun Belanda kurang ajar, mau menjajah kembali bangsa yang sudah merdeka melalui agresi militer, pemimpin bangsa tidak ambil pusing, langsung menemui ulama, yaitu Mbah Hasyim Asyari, dari situ muncul Resolusi Jihad,” ujarnya.