Berita  

Ketua NU dan Muhammadiyah Sidoarjo Diskusikan Kemerdekaan Dalam Bingkai Perbedaan

banner 970x250

SIDOARJO – Banyak kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk mengisi momen kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 kali ini. Seperti yang dilakukan oleh pemuda dan pelajar di Sidoarjo yang kompak menggelar kegiatan bertajuk “Talkshow Kemerdekaan” bertempat di Steamed Soul Cafe, Jalan Trunojoyo No 27 Sidoarjo.

Kegiatan tersebut mendatangkan 2 pemimpin Organisasi Islam terbesar yaitu Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo, KH Zainal Abidin dan Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Sidoarjo, Zainul Muslimin. Selain itu, diskusi yang diinisiasi oleh Dewan Pemuda Sidoarjo (DPS) ini juga mengundang Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Sidoarjo dan Pimpinan Daerah (PD) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Sidoarjo.

Ketua PCNU Sidoarjo, KH Zainal Abidin menjelaskan, toleransi yang paling dasar yaitu seperti yang tertuang pada dasar negara. Ia mengisahkan peristiwa BPUPKI, yang merumuskan dasar negara pancasila yang bermula dari beberapa perbedaan pendapat dari para pahlawan dan ulama yang kemudian dijadikan satu sehingga dapat diterima oleh masyarakat Indonesia yang terdiri dari beberapa suku, ras, dan agama.

“Pelajar saat ini harus dapat memanfaatkan peluang dengan sikap cerdas dan cermat dalam menganalisa sebuah informasi. Apakah termasuk berita positif, hoax (berita bohong) maupun informasi yang mengandung propaganda atau ujaran kebencian,” ujarnya.

Kiai Zainal menghimbau agar kaum pelajar dan pemuda milenial dalam menyikapi berbagai perbedaan di tengah masyarakat. Generasi muda harus dapat menjaga kerukunan dalam hal keagamaan atau keyakinan dengan meramu sesuai budaya nusantara.

“Sebagai pelajar saat ini harus membiasakan membaca sebelum menyebarkan informasi ke publik, khususnya di dunia maya,” katanya.

Ia menegaskan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan hasil dari kepiawaian para ulama dan tokoh negara dalam menyikapi perbedaan, dengan “hubbul wathan minal iman”.

Baca Juga  PKD Mini Ansor Tarik Diisi Muhadloroh dan Pelatihan Administrasi

“NU dan Muhammadiyah selama ini mengajak kepada kesejahteraan umat, dalam hidup sebagai umat islam di satu kesatuan bangsa dan negara,” tegasnya.

Kiai Zainal menyampaikan, sikap PCNU dalam merawat Badan Otonom (Banom) NU yang berbasis pelajar NU adalah dengan selalu mengajarkan untuk merawat organisasi untuk dakwah ahlussunnah wal jamaah an-nahdliyah, memaksimalkan bidang akademik, serta mengeksplorasi budaya dan ekonomi secara kontekstual, dengan memaksimalkan ruang di media sosial sebagai strategi yang relevan di era digitalisasi.

“Sebagai generasi muda harus lebih sering belajar dengan berdiskusi untuk menemukan formula, sehingga perbedaan di tengah masyarakat dapat berjalan seimbang, maka akan lebih mudah mencapai tujuan yang sama meskipun dengan jalan yang berbeda,” tuturnya.

NU sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan selalu memaksimalkan kepengurusan di tingkat ranting yang menjadi ujung tombak dalam NU. Dengan menyesuaikan strategi dalam membangun kepercayaan masyarakat dengan berdakwah melalui budaya lokal yang sesuai dengan cita-cita pendiri NU.

Sementara itu, Ketua PD Muhammadiyah Sidoarjo, Zainul Muslimin mengatakan bahwa hal yang perlu diteladani dari NU adalah mempunyai keberanian dan visi NU di tengah masyarakat yang luar biasa sehingga menarik kepercayaan masyarakat dengan mudah.

“Seorang pelajar harus dapat mengosongkan gelas ketika ketemu orang baru. Sehingga dapat belajar dan berkembang dengan mengutamakan mainset yang terbuka untuk meraih kebermanfaatan,” jelasnya.

Dalam Bidang Pendidikan, Ustadz Zainul menjelaskan bahwa Muhammadiyah lebih mengutamakan sikap saling menghargai setiap anak didik, baik dari segi kemampuan maupun budaya. Saling berkolaborasi dalam bertukar ilmu dan pemikiran.

“Sistem Pendidikan di Muhammadiyah hampir sama dengan NU, yaitu tidak pernah meninggalkan budaya pancasila. Selain itu, penting juga bagi pelajar untuk memiliki referensi yang cukup dalam mengembangkan potensi keilmuan yang dimiliki. dengan semangat fastabiqul khoirot, beromba dalam hal kebaikan, bukan berlomba dalam hal kebenaran,” pungkasnya.

Baca Juga  Pendidikan UKS MINU KH Mukmin Latih Siswa Jadi Dokter Cilik

 

Pewarta: Maschan Yusuf

Editor: Emzed Ef

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *