Konsep Tabarukan Dalam Islam

banner 970x250

Oleh : Muh. Fiqih Shofiyul Am   (Tim Aswaja Center PCNU Sidoarjo)

Jumat 20 Oktober 2023 bertepatan penulis mengisi kajian Aswaja di masjid al-Barokah perumahan Wahyu Taman Sarirogo, sesuai dengan nama masjid tersebut maka penulis menguraikan konsep tabarukan yang sarat akan tradisi masyarakat jawa dari sisi ontologi dan ruang lingkupnya.

Kata tabarukan sangat dikenal dikalangan masyarakat jawa khususnya masyarakat pesantren, masyarakat jawa sangat menjaga tradisi melestarikan petilasan dan peninggalan baik berupa benda atau tempat meditasi para leluhur yang dianggap istimewa pada zamannya, begitu juga masyarakat pesantren yang sangat menghormati kyai sebagai sosok penerus semangat kenabian yang mereka anggap bahwa kyai adalah orang-rang yang dekat dengan Allah.

Lantas arti kata tabarukan sediri berkembang menjadi suatu terminologi dalam dialektika jawa yang pada dasarnya kata itu disadur dari bahasa arab yang berarti mencari suatu keberkahan, dalam arti mencari suatu keberkahan dari Allah dengan perantasa sesuatu dan arti kata barkah sendiri merupakan tambahan suatu kebaikan dalam diri seseorang, sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Yusuf Khathar Muhammad dalam al-Mausu’ah al-Yusufiyah.

Namun, seiring dengan perkembangan masyarakat dan aliran-aliran yang muncul dalam tubuh Islam, banyak dari aliran itu yang menganggap bahwa tabaruk sama halnya dengan perbuatan menyekutukan Allah, mengkultuskan sesuatu selain Allah, hal ini ditengarai karena pemikiran mereka yang dangkal sebagaimana pola piker mereka yang memaknai teks-teks agama tanpa keilmuan yang mendalam.

Baca Juga  Begini Pesan Wakil Ketua PBNU, KH Zulfa Mustofa ke Mahasiswa Unusida

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *