SIDOARJO – Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) merupakan organisasi Nahdlatul Ulama (NU) pada tingkatan usia pelajar yang menjadi pintu gerbang proses pengkaderan bagi generasi muda Nahdlatul Ulama nantinya.
Oleh karena itu, IPNU-IPPNU harus mencetak kader-kader yang militan dan kompeten sesuai dengan perkembangan zaman, serta memiliki sikap peka dan peduli terhadap masalah-masalah yang terjadi di masyarakat dengan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja).
Kegiatan Latihan Kader Utama (Lakut) adalah salah satu agenda pengkaderan di tingkat Pimpinan Cabang (PC) IPNU-IPPNU Kabupaten Sidoarjo untuk mewujudkan hal di atas.
Pengkaderan tersebut mengusung tema ‘Menempa Kader Progresif Dan Berakhlakul Karimah Berkarakter Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah’, dilaksanakan selama 4 hari, Kamis (24/11/2022) hingga Ahad (27/11/2022) di Gedung PCNU Sidoarjo dan Villa Mitra Arofah Pacet, Mojokerto.
Wakil Ketua Bidang Kaderisasi Pimpinan Wilayah (PW) IPNU Jawa Timur, Iqbal Hamdan dalam sambutannya menjelaskan Kader terpilih yang menjadi peserta Lakut merupakan kader-kader pilihan.
Sebab telah memenuhi berbagai persyaratan, antaranya telah mengikuti Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) dan Latihan Kader Muda (Lakmud) yang berusia antara 19-23 tahun.
Di samping itu, peserta Lakut juga telah ditempa melalui tugas menulis artikel dengan tema yang telah ditentukan serta sudah melalui tahap screening/wawancara yang telah dilaksanakan pada Ahad (13/11/2022) di Gedung Aswaja NU Center Sidoarjo.
“Melalui serangkaian proses yang berdasar pada grand design yang telah dicetuskan tersebut, diharapkan kader yang dihasilkan dari Lakut akan menjadi kader terbaik bagi Nahdlatul Ulama di masa mendatang,” katanya.
Iqbal menyampaikan bahwa mereka menaruh harapan besar terhadap PC IPNU IPPNU Sidoarjo dalam hal melaksanakan sistem pengkaderan. Menurutnya, sistem pengkaderan IPNU IPPNU Sidoarjo patut mendapatkan apresiasi.
Sebab penataan pengkaderan yang tertata rapi dari tahap pengenalan hingga pelatihan utama. Hal ini akan menjaga dan meningkatkan keberlangsungan pelajar NU menjadi lebih baik dan mampu bersaing dalam hal prestasi.
Ia menegaskan bahwa PC IPNU IPPNU Sidoarjo harus mampu poros dalam menyelenggarakan kaderisasi terbaik dan berkelanjutan. Hal ini merupakan capaian yang luar biasa yang melewati ekspektasi PW IPNU IPPNU Jawa Timur.
Menurutnya, kader utama ini harus dapat menjadi pionir-pionir untuk pengurus ke depan, bagaimana kaderisasi dapat berjalan dengan baik. Mampu untuk menjadi mentoring di Sekolah yang menjadi sarang IPNU IPPNU sehingga dapat menuntaskan kewajiban dengan baik dalam mengenalkan NU bagi para pelajar.
“Kami dari Pimpinan Wilayah sangat mengapresiasi pelaksanaan Lakut ini sebab telah melewati koordinasi dengan baik. Perlu disadari pentingnya komitmen bersama dalam kaderisasi untuk satu komando agar ke depannya hasil yang maksimal dapat dinikmati hasilnya oleh kader-kader IPNU IPPNU yang ada di Sidoarjo,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PC IPPNU Sidoarjo, Aisyah Nur Afifah Maulidiyyah menyampaikan, kader IPNU IPPNU Sidoarjo juga dapat memberikan eksistensi yang lebih baik untuk masa depan NU.
Tantangan peremajaan usia dengan kaderisasi di tingkat pelajar atau di sekolah menjadi tantangan nyata kader yang sudah ditempa melalui Lakut kali ini. Sehingga menjadi harapan ke depan bagi pemegang tongkat estafet pelajar NU Sidoarjo melalui kader terbaik dalam melanjutkan integritas yang kita miliki dan bangun bersama hingga saat ini.
“Sebagai kader masa depan yang akan meneruskan perjuangan para kader saat ini, maka tugas yang diemban adalah melakukan pergerakan dan perjuangan yang membawa kemajuan organisasi. Jangan sampai perjuangan yang telah dilaksanakan oleh para alumni menjadi sia-sia karena adanya kemunduran,” ungkap Aisyah.
Alumni Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) tersebut menuturkan kepada kader IPNU IPPNU agar tidak sombong ketika terpilih menjadi peserta dalam pelatihan kader utama.
IPNU IPPNU harus senantiasa berperan sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing, serta menjadi eksekutor pengembangan NU ke depan.
“Pelajar NU harus selalu rendah hati dimanapun dan kapanpun ditempatkan di tengah masyarakat. Seperti yang saya sampaikan pada saat screening, sudah saatnya IPNU IPPNU untuk berfikir secara global, dengan tuntutan perubahan yang semakin cepat dan hasil jawab yang akurat.
Oleh sebab itu, sangat disayangkan Jika hanya menggelar kegiatan yang pasif serta ceremonial saja,” pungkasnya.
Pewarta: Maschan Yusuf
Editor: Mustain