Lesbumi NU Sidoarjo Merawat Benda Pusaka Siwalanpanji

Lesbumi NU Sidoarjo Merawat Benda Pusaka Siwalanpanji
Ketua Lesbumi Sidoarjo, Anis Fahmi (kiri) menerima keris dari Gus Hasyim, Pengasuh Ponpes Al-Hamdaniyah
banner 970x250

SIDOARJO, nusidoarjo.or.id | Lesbumi NU Sidoarjo merawat benda pusaka Siwalanpanji. Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) naungan PCNU Sidoarjo tersebut menerima sebilah keris dari pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Hamdaniyah Siwalanpanji, Buduran, K.H. M. Hasyim Fahrurrozi, Rabu malam, (24/4/2024).

Ketua Lesbumi NU Sidoarjo, Akhmad Anis Fahmi menjelaskan, pedang tersebut merupakan salah satu benda pusaka pondok pesantren yang masih tersisa.

Pusaka itu, lanjut Fahmi, disimpan oleh keluarga Al-Hamdaniyah kemudian diserahkan kepada Lesbumi untuk dilakukan perawatan.

“Kami berterima kasih kepada Gus Hasyim karena diberi kepercayaan untuk merawat salah satu pusaka Pondok Panji,” ujar Fahmi, usai mengembalikan pusaka.

Ia menambahkan, awalnya kondisi pusaka tersebut memang terlihat sudah waktunya untuk dilakukan perawatan. Supaya logam dan bagian lain tidak rusak.

Menurutnya, keberadaan pedang itu menjadi bukti bahwa Pondok Al-Hamdaniyah merupakan tempat para pejuang, tokoh, dan pahlawan dalam menimba ilmu agama.

Tercatat, para pendiri NU seperti Kiai Hasyim Asy’ari, Kiai Wahab Hasbullah, Kiai As’ad Samsul Arifin pernah mondok di Siwalanpanji.

“Pusaka ini menjadi salah satu bukti bahwa Pondok Panji ini pondoknya para pejuang dan sempat dibakar oleh Belanda,” terang Fahmi.

Terbukti dengan masih adanya benda-benda pusaka seperti persenjataan untuk berperang.

Selain catatan sejarah dan bangunan pondok yang masih ada, pusaka tersebut jadi barang bersejarah yang bisa disaksikan hingga saat ini.

Diperkirakan, pedang itu dibuat pada era Pakubuwana (PB) XI. Sekitar tahun 1886 hingga 1945.

Pengasuh Ponpes K.H. M. Hasyim Fahrurrozi mengapresiasi usaha Lesbumi dalam merawat benda-benda berharga dan pusaka peninggalan para kiai.

Sayangnya, menurut pengakuan Gus Hasyim beberapa benda pusaka lainnya telah hilang. “Dulunya ada beberapa keris dan tombak. Tapi hilang dan tidak tahu kemana,” akunya.

Baca Juga  Keren! Mahasiswa Unusida Raih Medali Perak di Ajang Internasional

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *