NU Sidoarjo – Bagi anak-anak, hari raya menghadirkan kegembiraan tersendiri. Riuh petasan malam takbiran, bisa kembali makan sepuasnya, berbaju baru, semangat silaturahim karena pulangnya akan membawa ‘segepok’ uang lebaran.
Bagi orang dewasa, hari raya merupakan pertaruhan harga diri untuk berani memaafkan seteru kita.
في الخصام يعتذر الأكثر حبًا وليس الأكثر خطأ.
Dalam sebuah pertengkaran, yang paling penyayang adalah yang meminta maaf, bukan yang paling banyak salahnya.
Karenanya, orang yang paling banyak mendapat maaf dari Allah, adalah orang yang banyak memaafkan orang lain.
Betapa Sayyidina Ali _Karramallahu Wajhah_ sudah memberikan teladan:
لَوْ أَنَّ رَجُلاً شَتَمَني في أُذني هذه واعْتَذَر إليَّ في أُذني الأخرى لقيلتُ عذره
Seandainya seseorang mencaci maki diriku di telingaku ini dan dia meminta maaf di telingaku yang lain, maka pasti aku terima alasannya.
Perempuan dengan beragam pengalaman-pengalamannya akan membawa kisahnya sendiri. Perempuan pekerja akan berharap kontraknya terus diperpanjang oleh perusahaan, di sisi lain banyak perempuan lain tengah santai rebahan sambil belanja online.
Perempuan yang tidak lagi memiliki pasangan, di mana ia harus berjuang mempertahankan kelangsungan kehidupan keluarganya di masa-masa mendatang, di sisi lain ada banyak perempuan yang masih memiliki penopang ekonomi utama sehingga ia tidak perlu bermandi keringat dalam membesarkan putra putrinya.