Tidak sesederhana bayangan mata kita!
Jutaan peristiwa terjadi pada objek yang sedang kita lihat, bayi adalah satu contohnya. Kita semua pernah menjadi bayi, kita benar-benar mengalaminya tapi sedikitpun tidak merasakannya. Kita tidak pernah punya kenangan ketika berada dalam perut ibu, ketika baru terlahir, dan saat belajar merangkak. Semua itu dirasakan oleh mereka yang disekitar kita.
Kita sendiri sebagai mantan bayi, baru merasakan, mengalami dan mengingat saat memori kita mulai aktif.
Kapankah terakhir kali anda mengingat masa kecil anda? Saat itulah kehidupan anda baru dimulai, saat anda bisa menceritakan masa lalu anda. Selebihnya, anda hanya mendengar dari orang-orang disekitar anda.
Pendengaran dan penglihatan adalah dua perangkat manusia yang paling luar, paling lemah, sekaligus paling sensitif. Dalam surat Al Insan, pendengaran dan penglihatan dikaitkan dengan proses penciptaan dan pengujian ( Bala’).
إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا ﴾ [الإنسان: 2].
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.”
Secara tersirat, ayat tersebut memberi kesan bahwa manusia dengan penglihatan dan pendengaranya diberi kemampuan untuk berkreasi, mencipta dan berinovasi sesuai kecenderunganya masing-masing.
Oleh karena itu, pada ayat berikutnya, Tuhan memberi garis batasan dan konsekuensi dari tingkah polah hasil kreasi mahluk bernama manusia itu.
إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا (3)
“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur ( tertutup),”
Dalam sebuah riwayat , secara lebih gamblang Rasulullah mengatakan:
عن أبي هريرة رضي الله عنه مرفوعاً: «كل أمتي يدخلون الجنة إلا من أَبَى». قيل: ومَنْ يَأْبَى يا رسول الله؟ قال: «من أطاعني دخل الجنة، ومن عصاني فقد أَبَى».
“Setiap umatku pasti akan masuk surga, kecuali orang yang tidak mau! Siapakah orang yang tidak mau itu wahai Rasul? Nabi menjawab : barangsiapa yang mentaatiku pasti masuk surga dan barangsiapa durhaka pada ku berarti ia telah enggan,”
Kata orang bijak, hidup adalah beberapa pilihan antara sekian kemungkinan dalam satu kepastian. Sesederhana itu!
Penulis : Solah Marshudy
Editor : Boy Ardiansyah