Masjid Baiturahman terletak di pesisir pantai sebelah utara pulau lombok, tepatnya di Dusun Bangsal, Desa Sorong Jukung, Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara. Keberadaan Masjid Baiturrahman tidak terlepas dari kisah seorang ulama dari Banjar bernama Syaikh Muhammad Al Anwari Al Banjary yang dikenal masyarakat dengan sebutan Mbah Sruni.
Syaikh Al Anwari adalah seorang saudagar yang menyebarkan agama islam di wilayah pesisir yang juga dikenal sebagai tokoh penyebar Islam di Mataram.
Kehadiran beliau ke Pulau Lombok setelah jeda setengah tahun dari perginya Sunan Prapen meneruskan dakwahnya ke wilayah barat.
Mbah Sruni berdakwah mensyiarkan islam di pulau Lombok hanya seorang diri tanpa membawa keluarganya, jadi tidak ada keturunannya di sana.
Diceritakan bahwa silsilah Syaikh Al Anwari asalnya dari Jawa masih ada keturunan Sunan Kalijaga.
Syaikh Al Anwari meninggal dan dimakamkan dipemakaman umum yang terletak di sebelah timur Masjid Baiturrahman berjarak kurang lebih 200 meter. Disitulah makam seorang syaikh satu-satunya yang ada di pulau Lombok.
Terkait Masjid Baiturrahman, ada kearifan lokal masyarakat Lombok waktu dulu, yakni jika akan membangun masjid, terlebih dahulu mengambil tanah dari masjid Baiturrahman. Kemudian tanah itu diletakkan di lokasi atau tempat masjid itu akan dibangun, baru kemudian mendirikan.
Dan ternyata masyarakat pesisir Sorong Jukung secara turun temurun dari moyangnya memegang teguh ajaran ahlussunnah wal jamaah, dan bisa dikatakan sangat fanatik dan militan terhadap NU. Jika ada hal yang bersifat non NU, tak segan-segan tokoh masyarakatnya untuk mengusir pergi dari lingkungan masyarakat wilayahnya.
Dibuktikan ketika bencana gempa bumi melanda Lombok, tokoh masyarakatnya tidak mau menerima bantuan dari golongan selain NU. Beberapa golongan non NU yang ditolak tanpa kompromi ketika akan memberikan bantuan logistik, bahkan akan membantu mendirikan masjid darurat untuk masyarakat Sorong Jukung.
Pesisir Sorong Jukung dulunya adalah pelabuhan kapal dagang termasuk jalur perdagangan di Pulau Lombok. Letak awal bangunan Masjid Baiturrahman berada di timur bangunan masjid yang sekarang sekitar 100 meter. Awalnya masjid ini dibangun dari papan kayu dengan cara sewadaya masyarakat.
Hingga pada tahun 1979 terjadi gempa besar pertama di Lombok, yang kemudian pasca bencana lokasi masjid dipindahkan ke tempat yang sekarang karena faktor salah satunya adalah karena ombak laut yang besar. kemudian dibangun permanen secara sewadaya oleh masyarakat pesisir diwilayah itu.
Sampai saat ini, dalam hal pembangunan Masjid Baiturrohman tidak pernah mendapat bantuan dari Pemerintah.
Awal mula nama Masjid Baiturrahman adalah Masjid Awaluddin, yang memberikan bukti petunjuk bahwa masjid ini adalah masjid pertama yang dibangun di Pulau Lombok sekaligus sebagai tempat belajar dan syiar agama Islam bagi masyarakat Lombok. Namun oleh Johan Syah pejabat KUA, nama Awaluddin dipindahkan pada masjid pesantren miliknya, dan Masjid Awaluddin yang asli diganti dengan nama Baiturrahman pada tahun 1987.