KRIAN, nusidoarjo.or.id | Maulana Kenzie, Peraih Peringkat I KSM Tingkat Kabupaten. Siswa kelas 5 tahun pelajaran 2024-2025 Madrasah Ibitaiyah (MI) Al-Ahmad Krian Maulana Kenzie Adha Ariyanto berhasil menempati peringkat pertama Kompetisi Sains Madrasah (KSM) bidang matematika tingkat kabupaten yang diadakan oleh Kementrian Agama.
Diketahui pelaksanaa KSM pada Rabu (03/07/2024) di MI Muslimat NU Pucang, Sidoarjo. Aat Choiruddin selaku Wakil Kepala Madrasah bidang kurikulum berpesan agar Maulana Kenzie terus belajar.
“Untuk persiapan ke tingkat provinsi harus terus belajar dan mengasah kemampuan dengan berlatih soal-soal,” katanya, Ahad (07/07/2024)
Guru sekaligus wakil sekretaris PCNU Sidoarjo itu menyampaikan, pada event resmi Kemenag ini, sekolahnya mengirim satu siswa pada bidang matematika.
Selain itu, ia juga mengirim satu siswa bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Terpadu dan satu grub kategori beregu.
“Mengikuti olimpiade sangat penting untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan problem solving,” ujarnya.
“serta memperoleh pengalaman mengikuti kompetisi sampai ke tingkat nasional,” imbuhnya.
Maulana Kenzie, Peraih Peringkat I KSM Tingkat Kabupaten
Aat mengatakan, setiap siswa MI Al-Ahmad berpotensi mengikuti olimpiade dengan syarat memiliki minat dan bakat di bidang yang dilombakan yang merupakan faktor utama.
Belajar dengan tekun dan sungguh-sungguh. Bergabung dengan komunitas olimpiade.
“Nah kebetulan di MI Al-Ahmad ada kelas program khusus olimpiade. Jika ingin berhasil di olimpiade juga harus sering-sering berlatih mengerjakan soal-soal olimpiade,” ungkapnya.
Dijelaskan MI Al-Ahmad merupakan salah satu sekolah paling representatif di wilayah Sidoarjo Barat. Tidak hanya dari Krian, siswanya banyak dari kecamatan sekitar, dari Balongbendo, Wonoayu, Prambon, bahkan dari Legundi gresik. Salah satu alasan mereka menyekolahkan di MI Al-Ahmad karena sekolahnya memiliki paket program lengkap, fasilitas lengkap, prestasi lengkap dengan layanan pendidikan yang istimewa, salah satunya di MI Al-Ahmad punya kelas khusus tahfidz, dan kelas khusus olimpiade.
“Yang hari ini peminatnya dua kali lipat, sehingga harus dilakukan seleksi untuk masuk kelas tersebut, tentunya kurikulumnya juga didesain khusus agar hasilnya sesuai target yang diharapkan,” tandasnya.
