
Melestarikan petilasan orang shaleh untuk mengenang dan tabarruk merupakan sunnah Nabi Saw. Dekat masjid Imam Ibn Atha’ al-Sakandari di daerah pegunungan Muqattam, Mesir terdapat petilasan dengan ukuran + 2 meter persegi berbentuk ruang pengimaman masjid dengan makam-makam mengelilingi sekitarnya. Petilasan ini terawat sangat baik dengan pintu yang bertulis _Miḥrāb al-Sayyidah Nafīsah Raḍiya Allāh ‘anhāh._
Sayyidah Nafisah adalah putri sayyid Hasan al-Anwar bin sayyid Zaid bin Sayyiduna Hasan _al-Sibṭ_ ra. (cucu Rasulillah Saw.). Figur wanita shalehah yang sering menjadi rujukan Imam Syafi’i ra. di kala hati gunda dan butuh siraman rohani serta doa.
Beliau adalah Ummu Masr (ibundanya penduduk Mesir) sebab semua kalangan di zamannya merasakan betul keberkahan nasihat, ilmu dan doa beliau. Makam beliau di daerah al-Khalifah Kairo tidak pernah sepi dari peziarah hingga berdirilah masjid megah yang luas di area makam.
Bagi para pencari berkah, petilasan sayyidah Nafisah menjadi daya tarik sendiri di samping makam beliau. Hal ini tidak lepas dari pemahaman yang baik tentang Hadis Nabi saw. yang juga bertabarruk pada petilasan Nabi Musa as. dan Nabi Isa as. saat peristiwa Isrā’.
Diriwayatkan oleh Imam al-Tabrani, al-Baihaqi, al-Bazzar yang kemudian diṣaḥīḥkan oleh Imam al-Tabrani dalam _Dalā’il al-Nubuwwah_:
أن النبي صلى الله عليه وسلم لما أسري به مر بأرض ذات نخل، فأمره جبريل عليه السلام أن ينزل من فوق البراق ليصلي، فصلى ثم أخبره أن المكان الذي فيه هو يثرب أو طيبة، وإليها المهاجرة، ثم أمره أن يصلي عندما مر بمدين عند شجرة موسى، وهي التي استظل بها بعد أن سقي الغنم للمرأتين قبل أن يلتقي بأبيهما، كما قال بعض الشراح، ولما مر الركب بطور سيناء أمره أن يصلي أيضا، وذلك حيث كلم الله موسى، وعند المرور ببيت لحم صلي أيضا، وذلك حيث ولد عيسى بن مريم
“Sesungguhnya Nabi saw. saat peristiwa Isrā’ melewati sebuah tempat yang memiliki kebun kurma, maka Malaikat Jibril meminta Nabi saw. untuk turun dari atas Burāq agar shalat, maka Nabi pun shalat lalu Malaikat Jibril mengabari pada beliau bahwa tempat yang dibuat shalat oleh beliau bernama Yastrib atau Tayyibah, ke situlah nanti tempat hijrah. Kemudian Malaikat Jibril meminta Nabi saw. shalat juga saat melewati tanah Madyan di dekat pohon di mana Nabi Musa as. pernah berteduh pasca membantu memberikan minum pada kambing kembalaan dua wanita sebelum akhirnya Nabi Musa as. dipertemukan dengan Ayah kedua wanita tersebut (yaitu Nabi Syu’aib as.). –hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh beberapa ulama-. Kemudian saat melewati bukit Ṭūr Sīnā’, Malaikat Jibril juga meminta Nabi saw. untuk shalat. Tempat di mana Allah swt. berfirman pada Nabi Musa as. dan saat melewati Bayt Laḥm Nabi saw. (juga) shalat, yaitu sebuah tempat kelahirannya Nabi Isa as.”
Perintah untuk bertabarruk juga terkandung manakala Nabi saw. dan para sahabat akan berjalan di atas gunung Jumdan. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah ra. bahwa baginda Nabi saw. berjalan di salah satu jalan kota Mekah, beliau melalui sebuah gunung yang bernama Jumdan dan beliau bersabda: