SIDOARJO, NU Delta | Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Plus NU Sidoarjo, M. Zakariya, menyatakan kebanggaannya terhadap delapan siswanya yang akan segera berangkat ke Jepang untuk bekerja. Menurutnya, delapan siswa ini akan menjadi duta yang membuat SMK Plus NU Sidoarjo mendunia, sejalan dengan mars sekolah yang berbunyi “kita taklukan dunia.”
Pernyataan tersebut disampaikan Zakariya saat Penyerahan Siswa Purna Didik Angkatan XIII SMK Plus NU Sidoarjo di Gedung KBIH Rohmatul Ummah An-Nahdliyah, Sabtu (31/5/2025).
“Alhamdulillah sekolah kita berkelas internasional. Delapan siswa ini membanggakan sekolah. Mereka untuk sampai pada titik ini, punya keinginan yang kuat untuk bekerja di Jepang. Tidak tiba-tiba ingin bekerja disana,” katanya.
Perjuangan Siswa dan Apresiasi Sekolah
Delapan siswa ini telah berjuang dengan keras salama empat bulan, penuh tantangan, untuk belajar bahasa Jepang dari nol. Oleh karena itu, keberhasilan ini adalah karunia dari Allah. Belum lulus sekolah sudah ditunggu oleh perusahaan di Jepang.
“Saya selaku kepala sekolah sangat bangga kepada mereka. Saya tahu mereka belajar dengan kebutuhan seadanya. Ketika saya tanya kenapa ingin bekerja di Jepang, mereka rata-rata menjawab ingin membahagiakan orang tua,” ujarnya.
Hal itu menunjukkan betapa mulianya cita-cita delapan siswa yang akan bekerja di Jepang itu. Zakariya juga mengucapkan kebanggaannya kepada seluruh siswa SMK Plus NU Sidoarjo, meyakini bahwa mereka semua memiliki cita-cita yang tinggi, terbukti dari banyaknya prestasi yang telah diraih sekolah.
“Saya atas nama seluruh dewan guru SMK Plus NU Sidoarjo memohon maaf sebesar-besarnya. Mungkin selama ini saya dan teman-teman memposisikan sebagai orang tua, bersikap marah ketika anak-anak melakukan kesalahan,” ungkapnya.
Zakariya menjelaskan, sikap tegas dan hukuman diterapkan dalam proses belajar di SMK Plus NU Sidoarjo semata-mata agar semua siswa menjadi anak-anak yang bermanfaat dan berakhlak mulia. Dewan guru di SMK Plus NU Sidoarjo terkadang memposisikan diri sebagai orang tua, kadang sebagai kakak, kadang juga sebagai seorang teman. Hal ini dilakukan agar nasihat dari para guru bisa lebih cepat diterima siswa.
“Banyak sekali guru yang memiliki kedekatan dengan siswa, sehingga siswa dengan santai dan nyaman bisa bercerita berbagai persoalannya,” ucapnya.
Selama tiga tahun dewan guru telah mendampingi para siswa. Hari ini, dengan berat hati, segenap dewan guru menyerahkan kembali sepenuhnya anak-anak kepada orang tua masing-masing, sebagaimana dulu mereka menerima amanah untuk mendidik di SMK Plus NU Sidoarjo.
“Dengan penuh tanggung jawab kami berusaha mendidik anak-anak untuk menjadi sholih-sholihah. Kami mendidik mereka diawali dengan Al-Qur’an, akhlak, dan agama. Harapan kami, anak-anak menjadi berbakti kepada orang tua, bangsa, dan agama,” pungkasnya.