Penulis : Elvandari Solina Astandi, S.Pd (Guru di SMP Islam Tanwirul Afkar)
Di era digital seperti saat ini, kemampuan mengelola keuangan bukan lagi menjadi keterampilan opsional, melainkan kebutuhan utama. Sayangnya, banyak generasi muda yang tumbuh tanpa pemahaman dasar tentang pengelolaan keuangan, sehingga rentan terhadap perilaku konsumtif, penipuan digital, hingga terjebak dalam investasi bodong. Menyadari hal tersebut, SMP Islam Tanwirul Afkar mengambil langkah nyata melalui integrasi edukasi literasi keuangan dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), khususnya dalam materi Lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank. Melalui pendekatan sederhana namun aplikatif, siswa tidak hanya diajak memahami teori, tetapi juga praktik langsung tentang bagaimana mengelola keuangan pribadi, mengenal investasi, dan melindungi diri dari risiko keuangan di masa depan.
Literasi keuangan merupakan kemampuan memahami dan menggunakan berbagai keterampilan keuangan, termasuk pengelolaan keuangan pribadi, membuat rencana anggaran, dan investasi. Kemampuan ini menjadi fondasi penting agar generasi muda tidak mudah tergoda memenuhi keinginan sesaat, terhindar dari jeratan hutang yang tidak sehat, serta memiliki kesiapan menghadapi berbagai tantangan finansial di masa depan.
Melalui pembelajaran IPS, siswa SMP Tanwirul Afkar dikenalkan pada pentingnya membuat skala prioritas. Mereka belajar memilah dan memilih antara kebutuhan dan keinginan, serta bagaimana menentukan hal-hal yang perlu dipenuhi terlebih dahulu dengan menggunakan pendekatan prinsip SMART. Dengan menerapkan prinsip ini, siswa dilatih untuk membuat keputusan keuangan yang terarah dan terencana. Prinsip SMART dalam pengelolaan keuangan yakni akronim dari :
- Specific (Spesifik): Menentukan tujuan keuangan yang jelas, seperti “menabung untuk membeli sepeda.”
- Measurable (Terukur): Menetapkan jumlah tabungan, misalnya “menabung Rp20.000 per minggu.”
- Achievable (Dapat dicapai): Memastikan target tersebut realistis sesuai kemampuan
- Relevant (Relevan): Menyesuaikan dengan kebutuhan, bukan keinginan sesaat.
- Time-bound (Berjangka waktu): Menentukan kapan tujuan harus tercapai, misalnya “dalam waktu 6 bulan.”
Pada bagian materi Lembaga Keuangan, siswa diperkenalkan pada dua kategori utama yakni Lembaga Keuangan Bank (LKB) seperti Bank Umum dan Bank Syariah yang berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit serta Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) seperti koperasi simpan pinjam, pegadaian, asuransi, dan lembaga investasi seperti reksa dana. Pengenalan ini penting agar siswa memahami bahwa lembaga-lembaga ini bukan hanya tempat untuk menabung, tetapi juga mitra dalam perencanaan keuangan dan investasi. Siswa juga belajar tentang prinsip investasi dan dikenalkan dengan beragam insrumen keuangan seperti deposito, obligasi, saham, reksadana hingga asuransi. Tidak hanya itu, siswa juga dikenalkan dengan manajemen risiko bahwa setiap investasi memiliki tingkat risiko yang berbeda sehingga penting untuk siswa untuk melakukan diversifikasi saat menyimpan uang. Dengan pendekatan sederhana, siswa diajak memahami bahwa investasi bukan sekadar mengejar keuntungan, melainkan bagian dari upaya mengelola dan mengembangkan aset secara bijak.