Penulis : Elvandari Solina Astandi, S.Pd (Guru di SMP Islam Tanwirul Afkar)
Dalam dunia pendidikan, kita tentu sudah tidak asing dengan istilah anak dengan kebutuhan khusus (ADBK). Salah satu jenis ADBK yang sering tidak teridentifikasi dengan baik adalah anak dengan kesulitan belajar (learning difficulties atau specific learning disabilities). Meski tidak tampak secara fisik, kesulitan belajar bisa berdampak besar pada performa akademik dan kesejahteraan emosional seorang anak. Maka dari itu, penting bagi guru, orang tua, dan masyarakat untuk memahami apa itu kesulitan belajar dan bagaimana cara menghadapinya. Untuk memahami kebutuhan belajar anak, dalam hal ini pemerintah telah menggelar kegiatan bimbingan teknis untuk guru di lingkungan Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang dilaksanakan selama dua pekan yakni tahap pertama di tanggal 29 Juli sampai 9 Agustus 2024 dan tahap kedua dilaksanakan pada tanggal 12 sampai 23 Agustus 2024 lalu.
Apa itu Kesulitan Belajar?
Kesulitan belajar bukanlah soal rasa malas atau tidak cerdas. Justru, beberapa anak dengan kesulitan belajar memiliki IQ di atas rata-rata. Namun mereka mengalami kendala dalam satu atau lebih proses dasar dalam belajar, seperti membaca, menulis, berhitung, hingga menyimak.
Di Amerika Serikat, istilah resmi yang digunakan dalam Undang-Undang Pendidikan Individu dengan Disabilitas (IDEA) adalah Specific Learning Disabilities (SLD). Istilah ini mengacu pada gangguan dalam satu atau lebih proses psikologis dasar yang memengaruhi kemampuan menggunakan bahasa — baik secara lisan maupun tulisan. Jenisnya beragam, di antaranya:
- Disleksia: kesulitan membaca, mengeja, dan mengenali kata.
- Diskalkulia: kesulitan memahami angka dan konsep matematika.
- Disgrafia: kesulitan menulis dan mengekspresikan ide dalam bentuk tulisan.
- Disfasia: gangguan dalam memahami dan menggunakan bahasa lisan.
Bagaimana Tanda-Tanda Anak Kesulitan Belajar?
Mengenali anak dengan kesulitan belajar tidak selalu mudah. Terkadang, gejalanya tampak seperti ketidaksungguhan dalam belajar. Namun dengan kepekaan dan pengamatan, beberapa tanda berikut bisa menjadi petunjuk:
- Membaca atau menulis terbalik (misalnya b menjadi d, angka 6 menjadi 9, huruf h tertukar dengan t)
- Kesulitan mengingat urutan atau arah (misalnya buka halaman 5, baca paragraf pertama baris ke 2)
- Kesulitan memahami instruksi sederhana (anak kesulitan mengikat tali sepatu, mengancingkan baju, memakai dasi)
- Masalah koordinasi tangan-mata (kesulitan saat diminta melempar bola atau menaiki sepeda)
- Sulit mengatur waktu atau membuat jadwal
Jika seorang anak menunjukkan satu atau lebih dari gejala tersebut secara konsisten, penting untuk mempertimbangkan kemungkinan adanya specific learning disabilities.
Apa Penyebabnya?
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kesulitan belajar berkaitan dengan perbedaan neurologis dalam struktur dan fungsi otak. Sederhananya ada sedikit korsleting terjadi pada salah satu kebel dalam fungsi struktur otak. Ini bukanlah akibat dari kurang belajar, faktor sosial budaya, genetik, atau ekonomi. Hal ini juga tidak disebabkan oleh gangguan pendengaran, penglihatan, atau gangguan intelektual. Namun begitu, jika lingkungan di sekitar anak kurang mendukung tentu bisa memperburuk keadaan. Maka dari itu, guru dan orang tua perlu menciptakan ruang yang aman dan suportif bagi anak.