Ini yang menjadikan magnet di setiap pengajiannya yang beliau gelar. Bahkan panjangnya lautan jama’ah yang hadir hingga masuk ke gang-gang permukiman warga yang dekat dengan pondok tersebut. Menjadikan beberapa warga atau pemilik rumah disekitar pondok berinisiatif memasang alat bantu mulai dari pengeras suara, termasuk memutar tayangan Live YouTube demi menjaga kenyamanan jama’ahnya.
Bagi masyarakat Kediri sendiri, Gus Lik sangat dikenal sebagai ulama yang karismatik. Bahkan menjadi ciri khasnya beliau, dalam kesehariannya selalu berpakaian sederhana. Meskipun selama ini beliau diidolakan ribuan orang, Kiai nyentrik ini jauh dari kesan glamor (parlente). Sehingga jika kita tidak pernah melihat wajahnya Gus Lik, kita akan menganggapnya warga biasa jika berpapasan dengan beliaunya di jalan.
Kini kabar kepergian Gus Lik menjadi berita duka yang mendalam bagi warga Kediri dan sekitarnya. Masyarakat Kediri seakan kehilangan sosok yang kaya dengan ilmu pengetahuan, penenang hati, peneduh jiwa, pemilik lentera di tengah kegelapan. Dan, jenazah Gus Lik akan dimakamkan pada hari ahad pagi (22/9/2024) di dekat kediamannya di Jamsaren Kota Kediri Jawa Timur.
*Dosen PAI-BSI (Pendidikan Agama Islam-Berbasis Studi Interdisipliner) Pascasarjana IAI Al-Khoziny Buduran Sidoarjo; Dosen PAI-Terapan Politeknik Pelayaran Surabaya; Pengurus LTMNU PCNU Sidoarjo; Ketua LDNU MWCNU Krembung.