SIDOARJO, NU Delta | Pendidikan di Indonesia mengalami tantangan besar akibat pandemi COVID-19 yang melanda sejak 2020. Dampak signifikan terhadap kualitas pembelajaran, penurunan capaian belajar, serta meningkatnya ketimpangan akses pendidikan mendorong pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Kemendikdasmen), untuk merancang strategi pemulihan (recovery) yang inovatif. Salah satu pendekatan strategis yang mulai dikembangkan adalah integrasi teknologi dengan metode deep learning and teaching.
Teknologi sebagai Pendorong Transformasi Pendidikan
Kemendikdasmen telah memanfaatkan berbagai platform teknologi untuk menjawab tantangan pembelajaran selama dan pascapandemi. Platform Merdeka Mengajar, Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), dan sistem informasi pendidikan lainnya menjadi tonggak penting dalam digitalisasi pendidikan Indonesia.
Namun, pemanfaatan teknologi saja tidak cukup tanpa pendekatan pedagogis yang mendalam. Oleh karena itu, deep learning and teaching dihadirkan sebagai strategi penguatan kualitas pembelajaran. Deep learning di sini bukan sekadar pendekatan kecerdasan buatan, tetapi mengacu pada proses pembelajaran yang bermakna, mendalam, dan berorientasi pada pemahaman konseptual, reflektif, serta kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa.
Pengertian Deep Learning and Teaching
Deep learning and teaching dalam konteks pendidikan bukan hanya tentang teknologi canggih, melainkan lebih pada pendekatan pembelajaran yang menekankan kedalaman pemahaman. Ini mencakup:
- Pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS)
- Keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar
- Pembelajaran kontekstual dan berbasis masalah
- Refleksi, evaluasi diri, dan kolaborasi antar siswa
Kemendikdasmen mendorong guru untuk beralih dari pendekatan menghafal (surface learning) menuju pembelajaran yang menantang, memberdayakan, dan memfasilitasi eksplorasi gagasan. Melalui pelatihan guru, modul ajar Kurikulum Merdeka, dan komunitas belajar, transformasi ini perlahan dibangun.
Integrasi Teknologi dengan Deep Learning
Teknologi bukan hanya alat bantu, tetapi menjadi katalis untuk mendorong deep learning. Contohnya:
- Platform pembelajaran digital interaktif, seperti Merdeka Mengajar dan Rumah Belajar memungkinkan guru menyampaikan materi dengan visualisasi menarik dan kontekstual.
- Pemanfaatan Learning Management System (LMS), seperti Moodle atau Google Classroom mempermudah guru mengatur proyek kolaboratif, refleksi mandiri, dan umpan balik formatif.
- Penggunaan aplikasi kecerdasan buatan sederhana, seperti kuis otomatis atau analisis data belajar siswa, membantu guru merancang intervensi yang tepat.
- Penerapan teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR), untuk menjelajahi konsep-konsep kompleks secara imersif dan mendalam.
Strategi ini sejalan dengan tujuan recovery Kemendikdasmen untuk mengembalikan dan bahkan meningkatkan capaian belajar siswa yang terdampak pandemi, sekaligus mempersiapkan mereka menghadapi dunia abad ke-21.