Oleh : Artika Rusydiana Devi (Mahasiswi Prodi PGSD Unusida Sidoarjo)
Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan yang cakap untuk mengendalikan individu, orang lain, kelompok, maupun organisasi. Jika pemimpin adalah pelakunya, maka leadership atau kepemimpinan (dalam KBBI) adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam memimpin individu, kelompok, maupun organisasi. Sedangkan menurut Dr. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., M.Ag., Psikolog Universitas Islam Indonesia, kepemimpinan adalah proses hubungan antar pribadi, yang didalamnya mengatur sikap dan perilaku orang lain. Antara pemimpin dan leadership tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain, karena pemimpin yang berhasil haruslah memiliki leadership yang baik.
Menghubungkan penggembala dengan leadership atau kepemimpinan secara makro sedikit aneh, karena konteks dua hal tersebut sangat berbeda, penggembala merupakan pekerjaan menjaga ternak di padang rumput yang luas yang relevan dilakukan banyak orang pada zaman dulu dan sedikit sekali bahkan dihindari pada zaman sekarang. Sedangkan kepemimpinan seperti yang sudah disebutkan di atas, adalah sikap yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin. Namun jika dilihat atau diteliti lebih dalam lagi, seorang penggembala juga termasuk dari seorang pemimpin dalam hal memimpin ternak-ternaknya. Si penggembala harus mencari padang rumput untuk makan ternak-ternaknya, mengawasi agar tidak terpisah dari kelompoknya, dan melindungi ternaknya dari hewan buas atau pencuri. Kegiatan penggembala setiap harinya ini dapat dianalisis termasuk dalam unsur-unsur kepemimpinan, yaitu path finding, directing, controlling, protecting, dan reflecting.
Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang dapat dengan baik menerapkan unsur-unsur kepemimpinan. Contoh yang paling baik untuk diteladani dalam memimpin dan berjiwa kepemimpinan adalah Rasulullah dan para nabi. Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan masa muda para nabi sebagai seorang penggembala agar mereka dapat mempelajari dan memahami unsur-unsur kepemimpinan dari kegiatan menggembala tersebut. Dan agar para nabi dan rasul menjadi pemimpin yang cakap dalam memimpin umat.
Kepemimpinan Rasulullah adalah mendahulukan tujuan akhirat daripada duniawi, menomor satukan fungsi dalam memilih orang atau sesuatu, mengutamakan segi kemanfaatan daripada kesia-siaan, mendahulukan yang lebih mendesak daripada yang bisa ditunda, dan selalu mengutamakan umatnya. Selain para nabi dan rasul yang dapat diteladani kepemimpinannya, ada pula dari kalangan para sahabat, yakni Khulafau al-Rasyidin (Abu Bakar, Umar bin al-Khaththab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib) dan para sahabat nabi yang menjadi panglima perang; salah satunya adalah Zubair bin Awam yang termasuk ke dalam 10 sahabat yang dijamin masuk surga. Zubair bin Awam sangat teguh dalam memegang kebenaran dan sangat peduli dengan keadaan orang miskin, dan masih banyak lagi para sahabat yang dapat diteladani sikap kepemimpinannya.
Kepemimpinan atau leadership, keterampilan sosial, kebijaksanaan, keberanian, kemampuan membuat keputusan, cakap dalam mengatur individu, kelompok, maupun organisasi, mementingkan urusan bersama, disiplin, memberdayakan seluruh tim, dan mengakui kesalahan adalah sikap yang harus ada dalam diri seorang pemimpin. Pemimpin yang baik adalah yang dapat mengatur, mengendalikan jalannya semua komponen yang dipimpinnya dengan stabil dan dinamis.