Sinergi 6C dan Kondisi Lingkungan dalam Deep Learning

Avatar photo

Sinergi 6C dan Kondisi Lingkungan dalam Deep Learning

Oleh: Ifa Ratnasari,S.Sos.I,S.E

SIDOARJO, NU Delta | Di era transformasi pendidikan saat ini, pembelajaran tidak lagi cukup hanya berfokus pada pencapaian akademik. Diperlukan pendekatan yang lebih dalam dan bermakna yang dikenal dengan deep learning. Pendekatan ini mendorong peserta didik tidak hanya menghafal materi, tetapi mampu memahami, menghubungkan, dan menerapkannya dalam kehidupan nyata. Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan sebuah ekosistem pembelajaran yang kuat dan sinergis, di mana 6C dan kondisi lingkungan menjadi dua elemen utama yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.

Apa itu 6C?

6C adalah enam kompetensi abad ke-21 yang menjadi fondasi pembelajaran mendalam:

  1. Critical Thinking (Berpikir Kritis)
  2. Creativity (Kreativitas)
  3. Collaboration (Kolaborasi)
  4. Communication (Komunikasi)
  5. Citizenship (Kewarganegaraan Global)
  6. Character (Karakter)

Merajut Ekosistem Pembelajaran Mendalam: Sinergi 6C dan Kondisi Lingkungan dalam Deep Learning

Keenam elemen ini harus diintegrasikan secara utuh dalam setiap proses pembelajaran. Namun, agar integrasi tersebut berjalan efektif, diperlukan kondisi lingkungan belajar yang mendukung dan inklusif.

Lingkungan yang Mendukung Pembelajaran Mendalam

Lingkungan belajar dalam konteks deep learning tidak hanya berarti ruang kelas yang nyaman, tetapi mencakup semua aspek yang memengaruhi proses belajar:

  • Relasi antar guru dan siswa yang positif dan terbuka, sehingga siswa merasa aman untuk bertanya dan berekspresi.
  • Budaya sekolah yang mendorong eksplorasi dan inovasi, bukan hanya menekankan nilai ujian.
  • Keterlibatan aktif orang tua dan masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan.
  • Pemanfaatan teknologi secara bijak, untuk memperluas akses informasi dan pembelajaran yang kolaboratif.

Sinergi 6C dan Lingkungan dalam Deep Learning

Ketika 6C dipadukan dengan lingkungan yang mendukung, akan tercipta proses belajar yang bukan hanya membentuk pengetahuan, tetapi juga membentuk kepribadian dan nilai-nilai kehidupan.

Baca Juga  Ramadhan Fest 2025 Dapat Dukungan Penuh dari Wali Murid SMP Pancasila Krian

Contohnya, saat guru memberikan proyek berbasis masalah (project-based learning) tentang isu sosial di sekitar siswa, mereka tidak hanya mengembangkan critical thinking dan citizenship, tetapi juga belajar berkolaborasi, berkomunikasi, dan memecahkan masalah nyata. Jika lingkungan sekolah memberikan ruang dan fasilitas untuk itu, maka pembelajaran tidak lagi kaku dan membosankan, tetapi tumbuh dinamis, relevan, dan menyenangkan.

Pesan untuk Stakeholder Pendidikan Islam

Bagi para pendidik, kepala madrasah, pengelola yayasan, dan semua pemangku kepentingan di lembaga pendidikan Islam. Saatnya kita membangun kesadaran bersama: bahwa deep learning adalah jantung dari pendidikan masa depan. Pendidikan Islam harus menjadi pelopor dalam membentuk generasi yang cerdas secara intelektual, kuat secara karakter, dan mampu menjadi agen perubahan di tengah masyarakat global.

Dengan merajut sinergi antara 6C dan kondisi lingkungan yang kondusif, kita tidak hanya mencetak lulusan yang pandai menjawab soal, tapi juga yang mampu menjawab tantangan zaman. Pendidikan Islam yang mendalam adalah pendidikan yang hidup, yang tumbuh bersama zaman, dan yang menanamkan nilai-nilai ilahiyah dalam setiap langkah perubahan.

Writer: Ifa RatnasariEditor: Boy Ardiansyah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *