Muwadda’ah Sebagai Pengganti Wisuda Kelas XII SMA Wachid Hasyim 2 Taman Sidoarjo

Muwadda’ah Sebagai Pengganti Wisuda Kelas XII SMA Wachid Hasyim 2 Taman Sidoarjo

Oleh :  Risti Wiludjeng Muljasari (Guru SMA Wachid Hasyim 2 Taman Sidoarjo)

SIDOARJO, NU Delta | Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena larangan wisuda di jenjang pendidikan dasar hingga menengah ramai menjadi perbincangan publik. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). secara tegas menyatakan bahwa praktik wisuda yang menyerupai kelulusan perguruan tinggi untuk anak-anak TK, SD, SMP, hingga SMA bukan merupakan bagian dari kegiatan wajib pendidikan. Bahkan, dalam beberapa kasus, kegiatan ini dianggap menimbulkan beban psikologis dan ekonomi bagi orang tua.

Larangan tersebut didasari oleh kekhawatiran bahwa kegiatan wisuda lebih banyak menekankan pada aspek seremoni semata. Tanpa memberikan dampak signifikan terhadap proses pendidikan anak. Padahal, hakikat pendidikan seharusnya menumbuhkan karakter, kreativitas, dan pemahaman, bukan sekadar perayaan simbolik. Terlebih lagi, tidak sedikit lembaga pendidikan yang menyelenggarakan wisuda dengan biaya yang cukup tinggi. Sehingga, menjadi beban tambahan bagi wali murid, terutama dari kalangan menengah ke bawah.

Namun demikian, di tengah pelarangan tersebut. Banyak sekolah mulai mencari bentuk alternatif kegiatan yang tetap memberikan momen penghargaan kepada siswa yang telah menyelesaikan jenjang pendidikannya, namun tidak menyalahi kebijakan pemerintah. Salah satu bentuk kegiatan tersebut adalah Muwadda’ah, sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab yang berarti “perpisahan”.

Muwadda’ah: Tradisi Perpisahan Bernuansa Edukatif dan Religius

SMA Wachid Hasyim 2 Taman Sidoarjo mengambil langkah bijak dengan mengganti wisuda kelas XII menjadi kegiatan Muwadda’ah. Kegiatan ini  sarat dengan makna spiritual, kekeluargaan, dan edukatif.

Muwadda’ah kelas XII SMA Wachid Hasyim 2 Taman diselenggarakan sebagai bentuk apresiasi atas capaian para siswa selama menempuh pendidikan. Dalam kegiatan ini, siswa tidak hanya diberikan ucapan selamat. Tetapi juga didorong untuk merefleksikan perjalanan pendidikan mereka, menghargai jasa para guru, dan mempersiapkan diri menghadapi jenjang kehidupan selanjutnya.

Baca Juga  Pesan Kiai Asep Saifuddin Chalim : Jadilah Guru Terbaik Atau Tidak Sama Sekali

Kegiatan muwadda’ah dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, sambutan kepala sekolah, ketua Yayasan dan perwakilan siswa. Acara yang diselenggarakan pada hari Kamis tanggal 8 Mei 2025. Kegiatan dihadiri seluruh dewan guru, pimpinan dan staf serta ketua Yayasan  Pendidikan dan sosial Ma’arif (YPM) Taman Ir. H. Ahmad Makki, MT serta keluarga besar dzurriyah KH Munir Hasyim Latif selaku pendiri Yayasan. Ketua yayasan memberikan penganugerahan prestasi akademi dan non akademi tahun pelajaran 2024/2025 sebanyak 125 siswa dari total 492 siswa.

Kemudian acara dilanjutkan dengan mendatangkan  motivator DR Ketut Abid Halimi S.PD.I, M.PD., C.H.T., C.PS. Dalam suasana haru, kegiatan ditutup dengan prosesi sungkem kepada guru sebagai bentuk penghormatan dan ucapan terima kasih. Momentum ini memberi ruang bagi siswa dan guru untuk saling memaafkan dan mendoakan. Menjadikan acara perpisahan tidak hanya sebagai seremoni, tetapi juga sarana pembinaan karakter.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *