Ning Farida Ulfi Paparkan Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Saat Bersenggaman dalam Islam

Avatar photo
banner 970x250

Wakil Pengurus Cabang (PC) Aswaja NU Center Sidoarjo, Ning Farida Ulfi Na’imah memaparkan diantara yang perlu diperhatikan sebelum memulai aktifitas kebutuhan biologis adalah saling bermain atau foreplay. Hal tersebut ia sampaikan saat mengisi kajian kitab Mambau Assa’adah di Masjid Universitas KH Abdul Chalim (UAC) Pacet, Mojokerto, Kamis (09/01/2025).

“Ini agar kondisi lebih rileks dan saling menerima. Jadi foreplay itu fungsinya untuk membangkitkan birahi, misalnya dengan terlebih dahulu mencium atau menjilat,” katanya.

Dijelaskan bahwa Rasulullah SAW mencium dan menjilat lidah Aisyah sebelum melakukan hubungan intim. Rasulullah SAW melarang berhubungan intim sebelum foreplay. Foreplay dilakukan oleh suami kepada istri dan begitu sebaliknya istri kepada suami. Masing-masing dituntut untuk berhias dan memakai wangi-wangian.

“Selain melalui dhubur dan farji saat hait semua dibolehkan. Tidak harus setalah shubuh, malam Jum’at atau tidak terbatas waktunya asal tidak melanggar dua hal tadi,” ujarnya.

Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu’in menjelaskan boleh bagi suami melakukan semua jenis kenikmatan atas istrinya sekalipun menjilat klitorisnya, selain melalui dhubur. Diperbolehkan juga melakukan onani atau mengeluarkan mani dengan tangan istrinya.

“Jadi aktifitas onani yang mengeluarkan mani itu diperbolehkan jika dibantu dengan tangannya istri. Tidak boleh laki-laki melakukan onani sendiri” terangnya.

Dijelaskan laki-laki yang belum menikah dan melakukan onani maka hukumnya haram meskipun dengan alasanya takut melakukan zina. Namun menurut Imam Ahmad jika melakukan onani dengan motif takut melakukan perzinaan maka diperbolehkan. Namun menurut mayoritas ulama tetap mengharamkan.

“Boleh melakukan dengan jari ke farji. Dan jangan sampai melewatkan lebih dari empat hari tidak berhubungan jika tidak ada halangan,” ucapnya.

Suami hendaknya memperlambat keluarnya mani untuk menunggu istrinya merasakan hal yang sama. Diperbolehkan menggunakan hal-hal yang menguatkan stamina seperti gingseng, madu, telur, obat kuat asal tidak membawa madhorot bagi suami istri.

Baca Juga  Filosofi Makan dengan Tangan dan Mayoran

“Sebaiknya suami faham kondisi yang membuat istrinya senang ketika melakukan aktifitas seksual,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *