SIDOARJO, NU Delta | Pendakwah muda NU dari Surabaya, Ning Umi Laila menjelaskan sejarah Halal Bihalal. Menurutunya Halal Bihalal bisa dilakukan kapan saja, tidak hanya setelah hari raya saja. Hal tersebut ia sampaikan saat mengisi Pengjian Umum di Masjid Al-Ikhlas Desa Urang Kecamatan Sidoarjo, Kamis (15/05/2025).
“Halal Bihalal itu sebenarnya tidak ada dalam Islam. Tapi isi dari Halal Bihalal itu dianjurkan oleh ajaran Islam,” katanya.
Dijelaskan orang di luar Indonesia tidak mengetahui tentang Halal Bihalal. Karena Halal Bihalal merupakan kegiatan ulama Indonesia. Oleh karena itu orang-orang yang di Arab Saudi jika ditanya soal Halal Bihalal pasti tidak tau. Meski dari segi nama kegiatan tidak dari ajaran Islam, namun isi dari kegiatan Halal Bihalal seperti yang dilaksanakan di Indonesia sangat dianjurkan oleh Islam.
Perempuan yang saat ini menempuh pendidikan magister di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya itu menceritkan bagaimana awal istilah Habal Bihalal muncul atas ide dari KH Wahab Hasbullah.
Dari Ir.Soekarno dan KH Wahab Hasbullah Muncul Istilah Halal Bihalal
“Indonesia pernah dijajah beberapa negara sebelum akhirnya merdeka tahun 1945. Sampai pada 1948 Presiden Soekarno ingin mengadakan rekonsiliasi nasional dengan mengumpulkan elemen bangsa,” ujarnya.
Kala itu Ir. Soekarno bersilaturrahmi ke KH Wahab Hasbullah dan menyampaikan keinginannya untuk mengumpulkan elemen bangsa untuk silaturrahmi setelah hari raya. Ir. Soekarno kemudian meminta saran pertemuan yang akan dilaksanakan yang pas diberi nama apa.
Dijelaskan KH Hasbullah memberi nama kegiatan yang akan diadakan oleh presiden pertama Indonesia itu adalah Halal Bihalal.
“KH Wahab Hasbullah itu mengambil dari ayat Al-Qur’an Robbisrohli Sodri wayassirli amri wahlul ‘uqdatanmillisani yafqohu qouli. Kiai Wahab mengambil dari kata wahlul,” terangnya.
Dalam beberapa tafsir, kata wahlul diartikan melepaskan tali dalam ikatan. Bisa dimaknai untuk melepas semua semua ganjalankan dalam hati untuk saling memafkan sesama manusia. Maka terlaksanakanlah kegiatan Ir.Soekarno dengan nama Halal Bihalal yang sampai saat ini masih dilaksanakan.
“Kalau cari Halal Bihalal dalam kitab, tidak ada. Namun amalan yang ada didalammya sangat dianjurkan,” tandasnya.