Meningkatkan Kompetensi Guru Era 5.0 dengan Pelatihan Deep Learning di Sidoarjo

Guru mengikuti pelatihan Deep Learning Era 5.0 di MI Ma’arif Ketegan

TANGGULANGIN, NU Delta | Di era digital yang terus berkembang, guru tak hanya dituntut untuk menguasai teknologi, tetapi juga mampu menyulapnya menjadi alat pengajaran yang efektif dan bermakna. MI Bilingual Ma’arif Ketegan menjawab tantangan ini dengan langkah nyata: mengirim 33 guru terbaiknya mengikuti pelatihan bertema “Guru Super Efektif di Era 5.0 Berbasis Deep Learning”.

Transformasi Pendidikan Menuju Era 5.0

Tak bisa dimungkiri, Era 5.0 adalah era perpaduan antara kecanggihan teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan. Di sinilah peran guru menjadi vital. Guru bukan sekadar pengajar, tetapi arsitek peradaban. Mereka perlu peka terhadap perkembangan teknologi sambil tetap menanamkan karakter dan nilai luhur.

Pada Sabtu, 31 Mei 2025, bertempat di Kampus Kemandirian Sekolah Insan Cendekia Boarding School, PC Pergunu Sidoarjo menyelenggarakan pelatihan yang dikemas aplikatif, inspiratif, dan penuh semangat kolaborasi.

Dukungan Tokoh dan Sinergi Stakeholder Pendidikan

Acara ini dibuka dengan kehadiran tokoh penting seperti:

  • Drs. Mufi Imron Rosyadi, M.E.I. (Kepala Kemenag Sidoarjo)
  • K.H. Zainal Abidin (Ketua PCNU Sidoarjo)
  • Ahmad Anwar, S.Pd., M.M., M.Pd. (Ketua PC Pergunu Sidoarjo)

Kehadiran mereka memberikan energi positif bagi para guru yang hadir dari berbagai satuan pendidikan di bawah naungan Ma’arif NU.

Materi Pelatihan: Antara Inovasi dan Kemanusiaan

Pelatihan ini menghadirkan tiga narasumber luar biasa:

  1. Hj. Umi Salamah, M.Pd.I., M.M. – Sekretaris PC Pergunu Sidoarjo
  2. Dr. Margono, M.Pd. – Direktur Sekolah Insan Cendekia Mandiri
  3. Dr. Syaifuddin Noer, M.Pd., LCPC, CBS – Education Coach

Mereka memaparkan bagaimana konsep deep learning mampu merevolusi pembelajaran. Tidak hanya soal memahami materi, tapi juga membangun makna, refleksi, dan karakter siswa secara menyeluruh.

Deep Learning sebagai Pilar Pembelajaran Modern

Deep learning dalam pendidikan mendorong guru untuk menciptakan kelas yang menggugah rasa ingin tahu, memantik diskusi, dan menumbuhkan pemikiran kritis. Tak hanya soal angka, tapi juga makna dan nilai. Dengan pendekatan ini, pembelajaran menjadi pengalaman, bukan sekadar kewajiban.

Baca Juga  Membangun Toleransi Sejak Dini: SMP Pancasila Gelar Safari Kebangsaan Lintas Iman

Guru sebagai Agen Perubahan

Kepala MI Bilingual Ma’arif Ketegan, Hj. Umi Salamah, menyampaikan bahwa mengirim 33 guru mengikuti pelatihan ini adalah strategi jangka panjang. “Kami menyiapkan pemimpin masa depan. Guru hari ini adalah penentu arah bangsa esok hari,” tuturnya penuh semangat.

Tujuan Pelatihan:

  • Mendorong guru mengadopsi teknologi secara bijak
  • Menguatkan nilai-nilai karakter dalam proses belajar
  • Membangun pembelajaran kolaboratif dan kreatif
  • Membentuk siswa dengan kompetensi 4C: Critical Thinking, Communication, Collaboration, Creativity

Membangun Ekosistem Pendidikan Humanis dan Progresif

Pelatihan ini bukan sekadar agenda seremonial. Ini adalah gerakan kultural untuk menyadarkan bahwa guru harus terus belajar. Dalam menghadapi Generasi Emas 2045, guru tak bisa tinggal diam. Mereka harus menjadi pelopor perubahan, pelatih jiwa dan akal generasi penerus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *