Pengurus Ranting NU Durungbedug Dirikan Madrasah Diniyah

banner 970x250

CANDI-Untuk memenuhi pendidikan keagamaan non pesantren khususnya bagi anak-anak Nahdliyin, Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Desa Durungbedug, Kecamatan Candi, mendirikan Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) “al–Maidah”.

Peresmian MDT al – Maidah dilangsungkan pada Ahad (2/10/2022) dihadiri Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur Hj. Anik Maslachah, Kepala Kantor kementerian Agama (kakankemenag) Sidoarjo H. Moh. Arwani yang juga sebagai Ketua Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Candi, PRNU Durungbedug beserta lembaga dan Badan Otonomya, serta tamu undangan lainya.

Kepala MDT al – Maidah Mochammad Fuad Nadjib dalam sambutannya menyampaikan, MDT al – Maidah berdiri di tanah Wakaf NU sebesar 1.000 m2 dari Wakaf almarhumah Nyai Hj. Maidah (Nur Qomariyah).

“Madrasah Diniyah Takmiliyah al – Maidah adalah Madrasah Diniyah Takmiliyah yang dikelola langsung oleh Ranting NU Durungbedug, yang mana berdiri di tanah Alm. KH. Mahmud al Mundzir dan Hj. Maidah. Sedang nama al Maidah sendiri diambil dari nama ibu nyai yang mewakafkan tanahnya ke Ranting Nahdlatul Ulama Durungbedug, karena Nyai Hj. Maidah tidak mempunyai Keturunan maka untuk meneruskan perjuangan pendiri dimintakan isyarah oleh Kiai Sepuh yaitu KH. Husein Ilyas Mojokerto, dan entah kenapa beliau menunjuk saya padahal saya anak Pensiunan TNI,” ujar pria yang juga ketua PC Pergunu Sidoarjo tersebut.

“Alhamdulillah, pengajian sudah terlaksana. Setelah Ashar pengajian huffadz, Maghrib kajian kitab Turos, dan setelah Isya’ ada Sorogan, juga kajian bagi masyarakat umum,” lanjut alumni pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang ini.

Mochammad Fuad Nadjib juga bercerita, MDT ini sudah lama berdiri dan banyak pula jasa KH. Mahmudz al Mundzir dan Nyai Hj. Maidah untuk pendidikan di Desa Durungbedug.

Baca Juga  SMK Plus NU Sidoarjo Gandeng Prudential Salurkan Zakat Mal

Menurut sumber, selain menghidupkan syiar Islam lewat pengajian di mushola-mushola, Kiai Mahmud juga ikut memprakarsai berdirinya lembaga pendidikan di Durungbedug mulai dari TK, MINU Durungbedug dan MTsNU Candi.

“Cerita para sesepuh dan Tokoh Durungbedug mulai adanya pengajian disini pertama kali pada tahun 1979. Saat itu santri yang mukim masih sedikit sekitar Sembilan orang yaitu: Taukid, H. Baidlowi, Yusuf (Tukang), Su’udi, Maliki, Suparman, Alm. Abdul Khoir, Sumiati, dan Amah. Pada tahun 1982 mulailah didirikan Musholla di dalam Pesantren yang dibangun para santri sendiri,” terang Nadjib.

“ada beberapa tokoh agama Durungbedug yang ikut mengarahkan ke kiblat saat itu, diantaranya Kiai Toyyib, Kiai Amik, Kiai Faqih dll. Ketika Musholla berdiri, diisi kajian “Riyadus Sholihin” yang diajar oleh Bapak Tamam, alumni pesantren yang diajak untuk menghidupkan syiar agama islam di pesantren ini,” lanjutnya.

Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur Anik Maslachah dalam sambutannya menjelaskan, Madrasah Diniyah Takmiliyah adalah lembaga pendidikan agama yang juga diatur negara, berfungsi sebagai penguat keimanan dan keilmuan bagi masyarakat Islam.

“Ranting NU Durungbedug ini Ranting serasa MWC NU karena mempunyai lembaga, dari tingkatan TK, MINU Durungbedug, MTsNU Candi, ditambah lagi dengan Madrasah Diniyah Takmiliyah al-Maidah, apalagi katanya ingin mempunyai SMA/SMK. Maka ini bisa jadi Ranting NU percontohan,” ucap mantan Ketua PC IPPNU Sidoarjo ini.

MDT al–Maidah ini beralamat di Desa Durungbedug RT. 18, RW. 04, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo.

Pewarta: M Al Haykal

Editor: Emzed Ef

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *