Polemik Nasab Ba’alawi Diikuti Saja dengan Santai

Avatar photo
Polemik Nasab Ba’alawi Diikuti Saja dengan Santai
banner 970x250

Oleh : Boy Ardiansyah (Guru MI Miftahul Ulum Balongmacekan Tarik)

TARIK, nusidoarjo.or.id | Polemik Nasab Ba’alawi Diikuti Saja dengan Santai. Polemik nasab ba’alawi masih panas diperbincangkan tidak hanya di kalangan santri atau akademisi tapi juga telah sampai di Warung Kapi (Warkop) oleh masyarakat umum.  Namun perlu diingat, tak perlu merendahkan masyarakat jika mereka membincangkan nasab ba’alawi.

Pasalnya seringkali terdengar kaum santri jika masyakat umum berbicara Islam mereka akan mengatakan ‘tidak mondok kok bicara Islam’. Hal demikian berbeda denga napa yang disampaikan Gus Dur dalam salah satu tulisannya di majalah Prisma. Bahwa Islam tidak melulu tentang pendangan Abdurrahman Wahid ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) atau Buya Syafi’I Ma’arif ketua PP Muhammadiyah, namun tukang becak yang ber-KTP Islam pun boleh mengutarakan pendapatnya tentang Islam, dalam konteks ini boleh saja masyarakat umum ikut membincang nasab ba’alawi.

Kembali ke persoalan! Begitu kokoh nasab ba’alawi tersambung sampai ke Rasulullah SAW, dalil-dalil sudah jelas disampaikan oleh Sayyid Fikri, Gus Rumail Abbas atau Gus Wafi. Dipihak lain ada Guru Gembul yang mempertanyakan keabsaahan nasab ba’alawi. Ia perlu diapresiasi karena telah datang untuk berdiskusi ke Rabithah Alawiyah sesuai undangan.

Polemik Nasab Ba’alawi Diikuti Saja dengan Santai

Sayyid Fikri, Gus Rumail Abbas atau Gus Wafi nampaknya geleng-gelang kepala melihat teori-teori yang disampaikan oleh Guru Gembulm geleng-geleng kepala karena aneh, tidak jelas, lucu. Mungkin itu yang dirasakan oleh tiga orang alim itu saat berdiskusi dengan Guru Gembul. Namun tetap positif bagi ketiganya untuk mengetahui cara pandang Guru Gembul melihat Islam yang berbeda dengan kaum santi.

Baca Juga  Habibie di Mata Santri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *