Oleh : Muh. Fiqih Shofiyul Am (Tim Aswaja Center PCNU Sidoarjo)
Momentum idul fitri mengandung berbagai tradisi yang berkembang di masyarakat, tidak hanya tradisi saling meminta maaf atas segala kesalahan dengan sesama manusia, saling bertemu dan berkunjung kepada sanak saudara yang biasa bertemu atau bahkan yang sudah lama tidak bersua dan berjumpa.
Tradisi nggowo gawan juga berkembang di masyarakat ketika mereka berkunjung ke sanak saudara atau sowan kepada guru atau tokoh masyarakat yang kharismatik, dengan berbagai isian buah tangan yang berbentuk sembako atau buah-buahan terutama gula yang menjadi konten paling umum dalam tradisi gawan sowan.
Momentum silaturahim idul fitri tidak hanya tentang berbagi kasih sayang dan rasa kemaafan atas segala kesalahan antar satu sama lain, akan tetapi idul fitri juga merupakan mementum berbagi kepada orang lain entah dengan bentuk sedekah atau bahkan hadiah. Terkadang dari mereka ada yang memberikan sejumlah uang yang diselipkan kedalam amplop, hal ini sangat lumrah terjadi dan sudah menjadi tradisi masyarakat jawa jika mereka sowan ke-ndalem seorang kyai atau tokoh masyarakat yang kharismatik.
Momentum idul fitri juga sangat kental dengan tradisi memberikan uang kepada anak-anak yang masih dibawah umur sebagai bentuk hadiah dari orang dewasa baik dari keluarga sendiri atau sanak famili bahkan dari teman atau kenalan orang tuanya. Nominal yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang menyesuaikan dengan usia penerima, dan ada juga yang menyesuaikan dengan strata ekonomi pemberi, terkadang ada juga yang memberi dengan sesuka hatinya tanpa memandang nominal berapa yang diberikan dan usia berapa yang menerima.