TAMAN, NU Delta | Pengurus NU Ranting Ngelom, Taman Sidoarjo, menggelar kegiatan Ngaji dan Pelatihan Penyembelihan Qurban pada Jumat malam, 30 Mei 2025.
Kegiatan ini diselenggarakan di sekretariat NU Ngelom dan diikuti oleh perwakilan takmir serta panitia qurban dari 13 masjid dan musholla di Kelurahan Ngelom. Acara ini menjadi ikhtiar kolektif untuk menyambut Idul Adha secara syar’i dan profesional.
Acara dibuka dengan lagu Indonesia Raya dan Mars Ya Lal Wathon. Dalam sambutannya, H. Dr. Achmad Yasin Muchtar, takmir Masjid Ismailiyah, menekankan pentingnya memahami makna Idul Adha melalui Al-Qur’an.
Beliau menyoroti Surat Al-Kautsar yang menurutnya menyiratkan tanggal 10 Dzulhijjah sebagai hari besar Idul Adha melalui jumlah huruf dan susunannya.
Pelatihan Qurban: Solusi atas Polemik Panitia dan Teknik
Ketua Tanfidziyah, Gus Farikh, menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan menjawab polemik seputar teknis qurban. Menurutnya, “Kegiatan ini adalah bagian dari jihad menyampaikan ilmu kepada masyarakat.”
Bahasan Fiqih Qurban Bersama Gus Ainur Rofiq Muslimin
Gus Ainur Rofiq menyoroti berbagai polemik seperti waktu penyembelihan, kriteria hewan dan penyembelih, serta hak dan tanggung jawab panitia.
Beliau menegaskan bahwa panitia qurban adalah fenomena lokal Indonesia, dan seyogianya pengurban turut bertanggung jawab atas biaya akomodasi dan pelaksanaan qurban.
Simulasi Teknik Penyembelihan Sesuai Syariat
Tim Juleha PCNU Sidoarjo, dipimpin Haji Sa’dullah, melakukan simulasi penyembelihan sesuai standar halal. Pelatihan ini menekankan pentingnya pisau tajam dengan ukuran ideal, penyembelihan di bawah jakun, dan pemutusan empat saluran utama.
Abah Jun Adi Pamungkas memperagakan penggunaan tali jemali agar hewan tidak mengalami cacat fisik sebelum disembelih.
Ketua panitia, Ustadz Muhammad Zuhdi, mengapresiasi kelancaran acara. “Ini adalah respons atas kebutuhan masyarakat yang mendekati Idul Adha,” ujarnya.
Ustadz Amirul Mahmudi merasa kegiatan ini sangat membantu, sementara Ustadz Zainal Arifin dan Ustadz Saifuddin Zuhri berharap kegiatan ini terus dilanjutkan dan menjadi ajang regenerasi ilmu.
Gus Misbah, pengurus NU Ngelom, menyampaikan bahwa sesi tanya jawab masih belum maksimal karena keterbatasan waktu. “Antusiasmenya luar biasa. Namun waktu diskusi fiqih masih kurang,” ungkapnya.