TARIK, nusidoarjo.or.id – Rais Syuriah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) KH Amien Abbas, mengatakan tugas orang NU adalah menjaga Ahlusunnah Wal Jamaah (Aswaja) dan merawat keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal tersebut disampaikan saat memberi sambutan iftitah lailatul ijtima di Masjid At Taqwa Desa Klantingsari, Rabu (31/07/2024).
“NKRI Harga mati sudah tidak boleh ditawar lagi, harus terus berkibar sampai hari kiamat, amiin,” katanya.
Kiai Amien lantas mengajak untuk mendoakan orang-orang yang diberi amanah untuk mengelola NKRI agar senantiasa diberi petunjuk oleh Allah. Agar tercapai cita-cita menjadikan Indonesia sebagai negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur (sebuah negeri yang mengumpulkan kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya).
Kiai Amien lantas menguraikan Muqaddimah Qunon Asasi NU yang ditulis oleh Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari. Dijelaskan Rasulullah SAW mengajak umat Islam yang berada di Mekkah untuk hijrah ke Madinah. Sesampainya di Madinah, rombongan Rasulullah diterima dengan baik oleh penduduk Madinah. Kemudian Rasulullah SAW mempersaudarakan umat Islam Mekkah dan Madinah.
“Rasulullah mempersatukan umat Islam Mekkah dan Madinah sehingga terjalin solidaritas yang kuat. Istilah bahasa Indonesinya, berat sama dipikul ringan sama dijinjing,” ujarnya.
Diharapkan penduduk Desa Kalntingsari Tarik dapat solit seperti solidnya Muhajirin dan Ansor. Sehingga ketiga ada kegiatan-kegiatan NU semua bisa menghadiri. Kiai Amin mengingatkan karena usai pergantian Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) se-Kecamatan Tarik, yang tidak lagi menjadi pengurus diharapkan untuk tidak putus asa.
“Tetap saja menjalin silaturahmi dengan NU. Dan yang menjadi pengurus baru dapat lebih aktif lagi agar ke depan NU di Kecamatan Tarik semakin maju,” terangnya.
Jika sudah terjalin kerukunan antara pengurus, NU akan semakin kuat. Organisasi yang pengikutnya sedikit namun rukun akan lebih kuat dari pada organisasi yang pengikutnya banyak namun penuh konflik.
“Seperti kata Sayyyidina Ali bin Abi Thalib, kebatilan yang dikonsep dengan baik akan mengalahkan kebaikan yang tidak terkonsep atau tertata,” tandasnya.
