SIDOARJO, nusidoarjo.or.id – Lembaga Perguruan Tinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPT PBNU) menggelar Simposium Tata Kelola Kelembagaan dan Integrasi Sistem yang ditempatkan di Fave Hotel Sidoarjo, Rabu-Kamis (10-11/01/2024).
Forum tersebut dihadiri oleh 29 Rektor PTNU se-Indonesia, baik Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) maupun Institute Teknologi Sains Nahdlatul Ulama (ITSNU) beserta ketua Badan Pelaksana Penyelenggara (BPP).
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Pendidikan, Prof KH Mohammad Mukri menuturkan, “mengurusi PTNU merupakan khidmah di NU yang mungkin tidak datang dua kali dalam hidup. Oleh karena itu, harus dijalankan dengan optimis dan kerja keras,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi kinerja para pimpinan PTNU yang hadir dalam forum tersebut. Menurutnya, sangat penting menjaga kekompakan antar PTNU untuk mengatur suasana dan ritme kebersamaan. Dengan begitu, perkembangan PTNU dapat semakin cepat dan dikenal oleh masyarakat
Sementara itu, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida), H Fatkul Anam sangat menyambut baik digelarnya simposium LPT PBNU di Sidoarjo. Unusida dipilih karena rentetan prestasi yang sudah dicapai di tahun 2023.
Ia menyebutkan bahwa forum kali ini akan membahas banyak hal yang dibahas tentang penguatan kelembagaan dan tata kelola yang sudah dikemas oleh LPT PBNU.
“Mari kita diskusi apa yang dapat kita lakukan untuk bangkit dan maju bersama, kita saling bersinergi dari segi tata kelola kelembagaan, dalam rangka percepatan perguruan tinggi kebanggaan kita semua,” ujarnya.
Ia berharap, forum Rektor PTNU menjadi momentum untuk kebangkitan pendidikan NU dan akan berjalan lebih cepat sesuai harapan kita bersama.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga memohon doa restu groundbreaking pembangunan tower 2 Unusida lantai 7 di Kampus 2 Unusida Lingkar Timur Sidoarjo yang digelar pada Kamis (11/01/2024).
Sementara itu, Ketua PCNU Sidoarjo, KH Zainal Abidin mengatakan, “sebuah kehormatan Sidoarjo dipilih menjadi tuan rumah pada Forum Rektor kali ini.
Hal tersebut tidak lain karena melihat prestasi Unusida yang menjadi kampus kebanggaan warga nahdliyyin, khususnya di Sidoarjo,” tandasnya.
Alumni Pesantren Al-Khozini Sidoarjo itu juga berpesan, agar forum kali ini dapat menjadi jawaban dari persoalan keraguan masyarakat terhadap PTNU.
Sebab masyarakat NU selama ini dikenal hanya sebagai santri di Pondok Pesantren dan dianggap tidak dapat mengurusi perguruan tinggi.
“Kunci dari perkembangan Unusida adalah rukun antar lembaga di naungan PCNU Sidoarjo, serta keberanian untuk tampil dan mengenalkan diri di tengah masyarakat. Ketika rukun, apapun yang menjadi cita-cita akan dimudahkan,” pungkasnya.
Pewarta: Maschan Yusuf
Editor: Emzed Ef