Riyaya Ondo-ondo

banner 970x250
Foto ilustrasi.

Oleh Nawawi A. Manan

Hingga akhir 1970-an, sebagian warga NU merayakan 3 hari raya: riyaya temenan (idul fitri), riyaya besar (idul adha), dan riyaya ondo-ondo.

Hadis paling dhaif pun tidak ada yang mejelaskan tentang riyaya ondo-ondo. Sebab, riyaya ondo-ondo hanya kegiatan budaya hasil ijtihad warga NU. Jadi, meskipun juga memiliki kandungan religiusitas, kegiatan tersebut tidak termasuk bagian dari bid’ah dhalalah karena bukan ubudiyah syar’i.

Riyaya ondo-ondo dilaksanakan untuk merayakan harla NU. Semua siswa Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) – hanya siswa MINU karena belum ada Madrasah Tsanawiyah – diminta membawa sebutir telur ayam atau itik.

Semua warga NU diminta sumbangan sesuai kemampuan masing-masing. Warga NU yang paling tidak NU pun, karena sama sekali tidak pernah melaksanakan kewajiban agama, ikut berpartisipasi. Semua orang kaya juga ikut menyumbang, lebih banyak berupa beras.

Guyonan pada waktu itu, orang kaya yang tidak memberikan sumbangan hanya orang-orang yang sudah ditakdir Allah SWT sebagai ahli neraka.

Pada pagi hari pelaksanaan, semua sumbangan dikumpulkan di sekolahan: padi, beras, sayur-mayur, buah-buahan, ayam, itik, kelapa, daun pisang untuk bungkus, biting, polo pendem, tebu, jantung pisang, katul pakan ayam/itik, dan lain-lain.

Baca Juga  #BubarkanBanser dan Skenario Receh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *