WARU, NU Delta | Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Waru menggelar sarasehan berupa debat terbuka bagi calon ketua yang telah lolos seleksi. Kegiatan ini merupakan bagian dari persiapan menyambut Konferensi Anak Cabang (Konferancab) dan dipusatkan di Kantor Kecamatan Waru, pada Sabtu (27/7/2025). Acara penting ini dihadiri oleh perwakilan seluruh Pimpinan Ranting (PR) dan Pimpinan Komisariat (PK) se-Kecamatan Waru, menandakan komitmen kuat organisasi dalam proses kaderisasi.
Forum Transparansi dan Pematangan Calon Pemimpin
Forum debat ini menjadi ruang strategis bagi para kandidat untuk memaparkan visi, misi, dan komitmennya secara terbuka di hadapan para kader. Selain sebagai sarana transparansi kepemimpinan. Sarasehan ini juga merupakan langkah kaderisasi yang menekankan pentingnya proses pematangan calon pemimpin IPNU-IPPNU di tingkat PAC.
Ketua PAC IPNU Waru, M. Farid Al Farisi, menjelaskan bahwa kegiatan ini dikemas dengan istilah sarasehan untuk menciptakan nuansa dialogis yang lebih bersahabat. “Kalau disebut debat, kesannya terlalu tegang, apalagi kader kita mayoritas masih berusia muda. Dengan menyebutnya sarasehan, atmosfernya lebih santai dan terbuka,” ujarnya.
Ia menambahkan, forum terbuka semacam ini mulai diadakan sejak dua periode terakhir, sebagai respon atas minimnya keberanian calon ketua untuk tampil di depan publik. “Dulu, komunikasi antarcalon dilakukan diam-diam. Sekarang, kami dorong mereka untuk tampil percaya diri. Menyampaikan gagasan secara jujur dan terbuka,” lanjutnya.
Melahirkan Pemimpin Muda Berintegritas
Melalui kegiatan ini, PAC IPNU-IPPNU Waru berharap dapat melahirkan pemimpin muda yang siap melanjutkan estafet organisasi secara berkelanjutan. Farid menegaskan, “Siapa pun yang terpilih nanti, harus siap mengabdi dan membawa IPNU-IPPNU Waru lebih progresif. Tetap dalam semangat khidmah untuk NU dan masyarakat.” Harapan ini mencerminkan visi organisasi untuk terus berkontribusi positif bagi lingkungan sekitar.
Sementara itu, Ketua PAC IPPNU Waru, Ayunda Sintya, mengatakan bahwa sistem pencalonan ini terbuka untuk seluruh kader, namun tetap mengacu pada syarat administratif yang ketat. Setiap kandidat telah melalui proses seleksi yang ketat sebelum memasuki forum sarasehan ini. Kegiatan sarasehan ini menjadi bukti nyata bahwa proses regenerasi kepemimpinan di tubuh IPNU-IPPNU Waru berjalan secara inklusif, demokratis, dan penuh semangat kebersamaan.
“Usia maksimal untuk IPNU adalah 22 tahun, IPPNU 20 tahun. Selain itu, calon harus menyertakan rekomendasi dari pimpinan ranting atau komisariat. Serta CV dan visi-misi yang terstruktur,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ayunda sangat mengapresiasi jerih payah panitia yang telah menyiapkan kegiatan ini dengan sangat baik. Meskipun persiapan tidak lepas dari kendala teknis, akan tetapi melalui semangat gotong royong seluruh pengurus menjadi kunci suksesnya acara kali ini. “Koordinasi dengan ranting dan komisariat cukup menantang, apalagi waktu rapat yang sering molor. Tapi semua bisa kami atasi berkat komitmen dan dukungan penuh dari seluruh panitia,” pungkasnya. (MY)