Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo mengadakan Sarasehan Kebangsaan NU Dari Masa Ke Masa di Ballroom kantor PCNU setempat, Ahad (02/01/2025) pagi. Hadir sebagai pemateri, KH Khisni Umar Burhan yang merupakan pemilik rumah arsip NU, Bahrur Rohim Ayung Notonegoro pendiri komunitas pegon dan Lutfi Ghozali dari PC Aswaja NU Center Sidoarjo.
Ketua PCNU Sidoarjo, KH Zainal Abidin dalam sambutanya mengatakan sarasehan kebangsaan ini dilaksanakan karena para muassis NU adalah para aulia yang punya karakter kebangsaan.
“Dalam sejarah tidak bisa dipungkiri. Bahwa yang palaku perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah para kiai. Tidak pra kemerdekaan, para kiai juga berjuang pasca kemerdekaan untuk mempertahankan NKRI,” katanya dikutip dari NU Online Jatim.
Kiai Zainal kemudian memberikan contoh perjungan kiai NU pasca kemerdekaan seperti peristiwa G30S PKI. Pada kejadian ini para kiai menjadi pelaku utama untuk menjaga keutuhan NKRI. Perjuangan sejak pra hingga setelah kemerdekaan itu menandakan konsistensi kiai NU tidak pernah putus membela NKRI.
“Karena lambang dari Kiai Kholil Bangkalan ke Kiai Hasyim Asy’ari yang disampaikan melalui Kiai As’ad Syamsul Arifin adalah tongkat dan tasbih. Perintah terkait nilai kebangsaan,” ujarnya.
Oleh karena itu Kiai Kholil Bangkalan NU boleh berdiri asalkan tujuan utamanya adalah memerdekakan Indonesia dan melestarikan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja). Kiai Zainal kemudian menceritakan PCNU Sidoarjo dalam Harlah Ke-102 NU mengadakan banyak kegiatan.
“Bukan untuk hingar bingar, namun kita ingin menggali lebih dalam untuk menemukan sebuah inspirasi yang luar biasa yang telah dicontohkan oleh pendiri NU,” jelasnya.
PCNU Sidoarjo tidak hanya mengadakan kegiatan Harlah Ke-102 NU di Sidoarjo saja namun juga di Mekkah Arab Saudi. Kiai Zainal menuturkan tidak ada PCNU yang pernah mengadakan Harlah NU di Mekkah bekerjasama dengan PCINU Arab Saudi. Diharapkan PCNU yang lain juga mengadakan kegiatan yang sama dengan PCNU Sidoarjo.
“Tahun depan Harlah Ke-103 semoga kita bisa memberangkatkan umrah satu pesawat dengan Badan Otonom (Banom) kemudian mengadakan Harlah di Mekkah lagi. Ini akan menjadi kebahagian yang luar biasa,” tandasnya.