SIDOARJO – NU Care-LAZISNU mengadakan Sarasehan Nasional bertajuk ‘Penguatan LAZISNU menjadi Lembaga Filantropi Islam Terkemuka’ yang diselenggarakan di Balai Pertanian, Lebo, Sidoarjo, Senin (06/02/2023) malam. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Pengurus Wilayah (PW) dan Pengurus Cabang (PC) LAZISNU dari seluruh Indonesia.
Kiai Moesawa, Sekretaris LAZISNU PBNU menyampaikan, ada beberapa isu krusial yang perlu dibahas pada momen tersebut, terutama pada persoalan nomenklatur organisasi.
“Sementara ini kita masih sering mendengar ‘LAZISNU MWC’ dan ‘LAZISNU Ranting’, padahal menurut ketentuan lembaga, Lembaga hanya berhenti di tingkat PCNU, sedangkan MWC dan Ranting adalah ‘UPZIS’,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, wewenang Unit Pengumpul Zakat Infak dan Sedekah (UPZIS) hanyalah mengumpulkan. Namun ia juga memberikan solusi agar program di UPZIS tetap berjalan dengan cara konsolidasi dengan LAZISNU Cabang.
“Unit Pengumpul hanya boleh mengumpulkan bukan mengelola, maka kuncinya adalah konsolidasi dengan PC LAZISNU agar turut hadir pada pengelolaan ZIS tersebut,” ujar Kiai Moesawa.
Kiai Moesawa juga menyebutkan, pendidikan adalah basis prioritas LAZISNU. “Sekitar 30% kita salurkan di bidang pendidikan, maka pendidikan menjadi prioritas kita, ini harus mulai terkonsolidasi secara efektif, mulai dari tingkat cabang, wilayah sampai ke PBNU,” pungkasnya.
Selain bahasan tersebut, para pengurus LAZISNU juga berbagi pengalaman dan kendala di wilayahnya masing-masing. Isu-isu yang dibahas berkisar pada sumber daya manusia, digitalisasi, legalitas, laporan pertanggungjawaban dan berbagai hal lainnya. Forum ini dihadiri LAZISNU dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, Aceh, Makasar dan wilayah-wilayah lain di Indonesia.
Pewarta: Noven Lukito HS
Editor: Emzed Ef