Keluarga besar Banser dan Pagar Nusa sempat dikagetkan dengan peristiwa pengeroyokan salah satu anggotanya di desa Kluwih, Porong pada bulan Agustus lalu. Korban peristiwa itu bernama Mohammad Thahir, warga desa Kedungboto Porong.
Meski sempat menerima beberapa kali pukulan, Thahir mengaku tidak mengalami luka berarti. Pasalnya, semua pukulan dapat ia tangkis, bahkan ia berhasil merebut alat pemukul yang digunakan pelaku.
Awal kejadian, Thahir bersama 2 orang rekannya sedang mengatarkan tetangganya pindah rumah. Ketika melintasi jalan kampung mereka dihentikan 4 orang pemuda dengan alasan mobil yang ditumpangi Thahir tersangkut umbul-umbul kegiatan 17an desa.
Tanpa memperingatkan, preman tersebut membawa cikrak yang ujungnya terbuat dari seng langsung memukul Thahir. Ketika itu Thahir masih berada di dalam kendaraan, sehingga ia tak sempat membalas dikarenakan ruang gerak di dalam mobil yang sempit.
Sementara itu Misto, rekan Thahir yang mencoba menenangkan situasi harus menjalani operasi sebanyak 7 jahitan karena terkena pukulan. Paiman rekan satunya lagi sempat pingsan usai dipukul pelaku.
Melihat 2 rekannya menjadi korban, Thahir akhirnya mengambil tindakan untuk melawan. Ia hanya sekali menendang untuk melumpuhkan pelaku. Hasilnya, 1 pelaku melarikan diri dan 3 lainnya memilih tidak melakukan perlawanan.
Kak, pendaftaran pagar nusa di sidoarjo dimana ya kak
Coba datangi sekolah2 Maarif atau naungan NU.